Bang Doel (deadline-news.com)-Surabaya-Jum’at pagi (15/11-2019), sekitar pukul 9:30 wita rombongan BPW kerukunan keluarga Sulawesi Selata (KKSS) di bawa pimpinan H.Tjabani Dg Mangeppe take off dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar menuju Bandara Internasional Juanda Surabaya Jawa Timur.
Sekitar 2 jam perjalanan Makassar ke Surabaya dengan menumpang Batk Air. Cuaca kurang bersahabat saat perjalanan udara dari Makassar ke Surabaya. Angin kencang yang diselimuti asab tebal, sehingga Batik Air terpasaksa berputar-putara sekitar 30an menit diatas udara saat mendekati Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya.
Padahal biasanya Makassar – Surabaya hanya ditempu 1 Jam 30 menit. Namun karena cuaca tidak bersahabat sehingga menjadi 2 jam lebih 30 menit, tepatnya pukul 11:35 WIB, kami mendarat di Bandar Udara Juanda. Turun dari pesawat ketua Rombongan memesan mobil angkutan jenis Inova dua unit untuk mengangkut rombongan menuju terminal kereta Api Gubeng kota Surabaya.
Perjalanan dari Bandar Undara Juanda Surabaya ke terminal kereta Api ditempu kurang lebih 1 jam. Di terminal Gubeng rombongan menunggu kereta Senja 4,5 jam untuk tujuan Solo Jateng.
Dalam perjalanan dari Surabaya dengan menumpang kereta Api Senja Turangga 49, tepatnya di gerbong 1 kursi no 10A. Sementara anggota rombongan lainnya menyesuaikan.
Ketua Rombongan BPWKKSS Sulteng H.Tjabani Dg Mangeppe lebih awal meninggalkan terminal Gubeng kota Surabaya menuju Mubes KKSS XI di Solo Jateng, yakni pukul 14:00 Wib.
H.Tjabani bersama Rustam Makalama, Fatahuddin Mujahid alias Udin FM, Aco, H.Amin dan Andi Ridwan Batara Guru.
Sedangkan kami rombongan kedua yakni Armin Dg Ngalle, Hj.Salma, Salim Baculu, Ahmad Yahya, dan Andi Pridah, meninggalkan terminal kereta Api Senja pukul 16:30 WiB menuju Solo.
Perjalanan Kereta Senja Gubeng Surabaya ke Solo ditempuh 4-5 jam. Diperkirakan pukul 21:15 wib tiba di Solo.
Perjalanan Surabaya ke Solo dengan menumpang kereta Senja Turangga 49 sangat mengasikkan dan melelahkan. Namun karena dibungkus kebersamaan menuju Mubes KKSS XI, semuanya indah yang penuh keceriahan. Walaupun sebenarnya bersedih karena salah seorang anggota Rombongan ditimpah musibah.
Adalah Datu Wajar Lamarauna anggota rombongan BPW KKSS Sulteng yang ditimpa kemalangan itu, dimana adik kandung beliau Ahmad Malik Lamarauna meninggal dunia setelah gagal cuci darah di RS Jantung Jakarta.
“Kita tidak boleh larut dalam kesedihan, karena kita semua yang hidup pasti mengalami mati. Pun demikian kita patut mendoakan Almahrum semoga mendapat tempat yang layak disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ke ikhlasan,”kata Tjabani menguatkan.
Kami berada di gerbong ekslusive Kereta Senja Turangga 49 itu. Kami akan melalui 6 Stasiun Kereta Api sebelum Sampai ke Solo. ***