Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Ketua Umum Majelis Mahasiswa (MM) Universitas Tadulako (Untad), Rio Saputra bersama kurang lebih 20 orang mahasiswa perwakilan lembaga kemahasiswaan memprotes aksi mogok mengajar dosen Agribisnis dengan mendatangi Dekanat Fakultas Pertanian (Faperta), pada Kamis (22/2-2018) siang.
Kedatangan mereka untuk mempertanyakan langsung kepada Pimpinan Fakultas Pertanian terkait aksi mogok mengajar yang dinilai merugikan mahasiswa. Kedatangan mereka diterima langsung oleh Dekan Faperta, Prof Ir Zainuddin Basri PhD.
Dalam kesempatan itu, secara tegas Rio Saputra bersama rekan-rekannya menyampaikan pernyataan sikap agar hak belajar mahasiswa Jurusan Agribisnis dapat dipenuhi. Rio Saputra menyampaikan bahwa aksi mogok mengajar oknum-oknum dosen Agribisnis terkesan kekanak-kanakan dan sangat tidak mendidik. Aksi yang sudah berlangsung hampir satu minggu itu, kata Rio Saputra, sangat merugikan mahasiswa karena hak belajar mahasiswa dirampas oleh oknum-oknum dosen yang mogok mengajar.
“Apa yang dilakukan oleh bapak dan ibu dosen yang mogok mengajar itu tidak mencerminkan nilai akademik. Teman-teman kami di Agribisnis sudah banyak yang mengeluh dan meminta bantuan kami agar menyampaikan keluhannya ini kepada Bapak Dekan. Untuk itu, kami mohon agar Bapak Dekan tidak membiarkan aksi mogok mengajar ini karena merugikan mahasiswa dan Bapak Dekan tidak boleh membiarkan hal ini terjadi,” jelas Rio Saputra.
Berdasarkan informasi yang diterimanya dari sejumlah mahasiswa Agribisnis, kata Ketua MM Untad, aksi mogok mengajar itu dilatarbelakangi karena Jurusan Agribisnis memaksakan bahwa wakil senat dosen nonprofesor dari Agribisnis adalah Dr Alimuddin Laapo yang naik dengan cara menghalangi peluang Dr Rustam Abd Rauf. Atas cara yang tidak fair itu, Dr Rustam Abd Rauf keberatan dan meminta agar diadakan pemilihan ulang dengan cara yang demokratis.
“Harusnya kalau prose situ sudah demokratis dari awal pasti bisa diterima semua pihak. Kami saja di tingkat mahasiswa Pak Dekan, bisa aklamasi dan sangat demokratis. Harusnya bapak dan ibu dosen bisa menjadi teladan kami. Untuk itu, mewakili saudara-saudara saya di Agribisnis, saya memohon agar aksi mogok ini dihentikan. Kalau tidak, kami yang akan turun membela hak saudara-saudara kami,” jelas Rio Saputra.
Peserta aksi lainnya juga menyampaikan kepada Dekan Faperta bahwa mereka memberikan tenggang waktu sampai Senin (26/2) depan, jika oknum-oknum dosen Agribisnis masih melakukan aksi mogok mengajar, pengurus MM akan menggalang kekuatan mahasiswa untuk melakukan aksi demo dalam rangka solidaritas terhadap nasib rekan-rekannya di Agribisnis Faperta.
“Mohon maaf ini Pak Dekan. Tapi kami harus sampaikan, jangan karena kepentingan beberapa orang, justru hak-hak mahasiswa dirampas dengan ditiadakannya kegiatan perkuliahan. Ini merugikan mahasiswa karena kami sudah membayar, seharusnya kami mendapatkan hak-hak kami berupa pelayanan dan perkuliahan.
Jika Senin masih mogok mengajar, kami akan aksi besar-besaran untuk membela rekan kami di Agribisnis dan kami akan mengumumkan di media-media nama-nama dosen yang terlibat mogok mengajar,” ujar salah satu peserta aksi saat audiens di Ruang Dekan Faperta.
Sementara itu, Dekan Faperta dalam kesempatan itu menerima usulan yang disampaikan oleh peserta aksi. Prof Zainuddin bahkan menyampaikan, dirinya akan segera menyurat ke Jurusan Agribisnis dan menyampaikan penegasan agar aksi mogok mengajar segera dihentikan.
“Saya janji, jika hari Senin masih ada aksi mogok mengajar, saya akan memberikan langsung sanksi yang tegas terhadap dosen-dosen itu. Yang adik-adik sampaikan itu benar karena aksi mogok mengajar itu merugikan hak-hak mahasiswa,” tegas Prof Zainuddin.***