Catatan Hasanuddin Atjo kunjungan ke Jepang
Di Jepang ada dua jalur rel kereta api. Yang pertama adalah jalur cepat dibawah 200 km per jam. Dan kedua Jalur Super Cepat dan dinamakan SHINKANSEN atau “Kereta Peluru” karena kecepatan sampai 320 km per jam.
Teknologi Shinkansen ⁰dimulakan tahun 1964 bertepatan dengan olympiade jepang. Kini Shinkansen mendominasi transportasi darat di Jepang dengan jumlah pengguna per hari mencapai 3,5 juta orang.
Rombongan JICA Training Indonesia tanggal 6 sore berangkat dari Tokyo menuju Sendai ibu kota dari Prefektur Miyagi (Kalau Indonesia Provinsi), yang terletak di bagian utara Jepang, merupakan kota terbesar yang berada didaerah Tohoku, serta kota terbesar ke dua di utara Tokyo.
Penduduknya berjumlah 1.030.000 jiwa (2005). Jarak Tokyo-Sendai sekitar 350 km Dan ditempuh dalam waktu 90 menit.
Di Sendai akan diliihat bagaimana Pemerintahan dan masyarakatnya membangun kembali kota Sendai dari bencana Gempa bermagtitude 9.0 SR yang terjadi di tahun 2011. Sendai merupakan daerah dekat pusat gempa dan tsunami yang mengalami kerusakan terparah.
Negeri China mulai mengembangkan teknologi ini di tahun 2007 dan kini menjadi pesaing Jepang. Dari catatan sejarah kecelakaan fatal kereta api super cepat di0 Jepang belum pernah terjadi degan ketepatanp waktu yang tinggi. Sedangkan di China prestasinya terkait dengan hal itu masih dibawah Jepang.
Dari uraian di atas bisa⁰ ditarik sesuatu bahwa Jepang Unggul dalam0 Keteraturan dan China dalam Percepatan. Kalau dua kenggulan ini disatukan niscaya bisa lebih dasyat lagi.
Menjadikan Sulteng bangkit, Sulteng Hebat gabungan dua keunggulan itu bisa sebagai referensi. Semoga.***