Jelang Pemilu Dewan Pers Edukasi Wartawan

 

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Palu- Menjelang pemilu tahun 2024, Dewan Pers edukasi wartawan dengan menggelar workshop di Hotel Sutan Raja dengan tema “Peliputan Pemilu 2024 di Provinsi Sulawesi Tengah”.

Dalam Sambutannya, Atmaji Sapto Anggoro selaku Anggota Dewan Pers yang membuka kegiatan mengatakan, bahwa menjelang pemilu , wartawan haruslah melakukan tindakan pencegahan kerusakan agar tidak dikenakan Undang-Undang ITE nantinya.

“Kita juga sebagai wartawan/jurnalis, harus membaca terlebih dahulu berita-berita yang disebarkan, agar tidak terjadi pencemaran baik untuk medianya, ataupun calon legislatifnya (caleg)”, ungkapnya.

Sejalan dengan itu, Atmaji juga menjelaskan, bahwa wartawan harus menghindari disinformasi (propaganda) baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.

“Wartawan juga dalam peliputan pemilu, harus menghindari disinformasi. Karena saat menjelang pemilu, para caleg ini akan menggunakan segala upaya untuk memenangkan kursi pemerintahan”, papar Atmaji.

“Sehingga akan ada tindakan saling menjatuhkan dari masing-masing pihak. Karena itu sebagai wartawan, janganlah memanas-manasi para caleg baik secara sengaja ataupun tidak disengaja”, tutup Atmaji sambil membuka Kegiatan Workshop.

Hadir dalam workshop itu anggota KPU Sulteng Darmiati, SH dan Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulteng Nasrun, SH.

Darmiati menjelaskan soal sistem pemilu dalam penyelenggaraan pemilihan umum tahun 2024. Berdasarkan undang-undang no.7 tahun 2017 tentangg pemilihan umum.

Menurutnya awalnya sistem pelmilu itu menjadi tarik menarik, karena ada yang menginginkan sistim tertutup dan terbuka. Sehingga ada beberapa partai politik mengajukan gugatan di mahkama konstitusi. Dan walhasil sistem pemilu terbukalah yang diakomodir.

Sebab dengan adanya sistime pemilu proforsional terbuka, akan melahirkan pemilu yang langsung bebas, rahasia, tidak ada paksaan dan tidak money politik.

“Pemilihan harus dijaga kerahasiannya, jujur, memperlakukan semua pemilih. Dan mendorong partisipasi aktif bagi masyarakat pemilih dengan cara melakukan sosialisasi. Syukur alhamdulillah pada pilkada 2020 prosentase partisipasi pemilih mencapai 70 persen lebih,”ujar Darmiati.

Ia mengatak tujuan pemilu itu pendidikan politik dan sirkulasi politik dengan mengganti pemimpin setiap lima tahun. Sehingga melahirkan pemimpin yang berkwalitas.

Sementara itu Ketua Bawaslu Sulteng Nasrun menegaskan bahwa bawaslu melakukan pengawasan dan pencegahan terjadinya kerawanan pemilu.

Sampai berita ini naik tayang proses workshop masih berlangsung. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top