Sejumlah ruas jalan dalam kota Palu mengalami kerusakan sangat parah, diantaranya jalan durian, Maleo dan jalan Garuda.

Kerusakan jalan garuda ini sudah sejak lama mengalami kerusakan, mulai sebelum bencana alam, gempa bumi, likuifaksi dan tsunami.

Riwayat kerusakan makin parah ruas jalan garuda yang merupakan akses alternatif dari arah bandara mutiara Palu menuju pusat kota Palu ini pasca bencana alam 28 September 2018 hingga kini.

Dan diperparah lagi dengak penggalian proyek pipanisasi air baku Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) yang sumber airnya dari wilaya kabupaten Sigi.

Informasi yang dihimpun deadline-news.com ruas jalan Garuda dan Maleo sudah ditenderkan pada bulan februari 2024 lalu, namu belum kontrak.

Diduga pemenang tender di dua ruas jalan itu akan dianulir dan akan dilakukan tender ulang untuk menggolkan kontraktor tertentu yang konon kabarnya orangnya oknum pejabat di pemkot Palu.

Sebelumnya Ismayadi Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) kota Palu yang dikonfirmasi via chat di whatsAppnya Minggu (24/3-2024) mengaku belum dqpat info terkait pembatalan pemenang dan akan dilakukan tender ulang.

“Sy belum dapat info pak, nanti saya tanyakan🙏,”tulisnya.

Untuk diketahui kerusakan jalan Garuda sudah cukup lama. Dan rawan menimbulkan kecekakaan lalulintas.

Bagaimana tidak kiri kanan dan badan jalan sudah tidak berbentuk, akibat lubang-lubang di ruas jalan itu.

Kerusakan ruas jalan garuda itu tidak berbanding lurus dengan menerima penghargaan ADIPURA.

Pemerintah dan pemerintah daerah bisa dikenakan sanksi pidana apabila membiarkan jalan rusak yang menyebabkan kecelakaan, yakni minimal enam bulan penjara hingga lima tahun penjara dengan denda sebesar Rp1,5 juta hingga Rp120 juta.

Hal ini diatur dalam dalam Pasal 24 ayat 1 dan Pasal 273 ayat 1 UU nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). ***