Ini Versi Polisi Bentrok Poboya

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Palu-Ini versi pokisi bentrok aparat keamanan dengan masyarakat Kelurahan Poboya.

Dalam rilisnya Polres Palu menuliskan bahwa berawal dari pemblokiran jalan Vatumoranga yang merupakan akses menuju perusahaan PT CPM oleh Ssejumlah masyarakat pada hari Rabu (26/10-2022), sebagai berikut:

a. Pada pukul 09.00 Wita, Kapolresta Palu Kombes Pol.Barliasyah, S.H, S.IK, MH, melakukan komunikasi dengan Ibu Sri Rahayu @ Yayuk selaku lurah Poboya dan Ketua Adat Moh Djafar @ Papa Tinggi meminta untuk melakukan negosiasi dengan pemuda paboya yang melakukan  pembakaran jalan dan setelah dilakukan negosiasi oleh  ibu Lurah dan Papa Tinggi saat itu, pemuda Poboya yang melakukan pemblokiran jalan, secara sukarela melakukan pembongkaran sepetak tenda yang menutup jalan.

Namun sepetak  lagi  masih berdiri kerangkanya namun sepanduk sudah diturunkan.

b. Pada pukul 13.30 wita LBH Sulteng an. Agus salim datang di perempatan Jalan Vatumoranga untuk menemui masyarakat dan tokoh pemuda dan saat itu spanduk yang berisikan tulisan protes warga di pasang kembali oleh pemuda di kerangka tenda.

c. Pada pukul 15.30 WITA,  Kapolsek Palu AKP Stefanus Sanam  berserta 1 (Satu) pleton Brimob tiba di TKP pemblokiran jalan dan Kapolsek Palu Timur   memberikan himbauan terhadap masyarakat dan pemuda yang ada di perempatan untuk membuka akses jalan di karenakan kariawan perusahaan akan turun melalui jalan tersebut.

Namun terjadi pro dan kontra dimana sebagian pemuda setuju dan sebagian pemuda tidak setuju sehingga sempat terjadi adu argumentasi antara LBH Sulteng Agus Salim,SH dengan Kapolsek Palu Timur.

Dan saat itu LBH Sulteng Agus Salim meminta kepada Kapolsek Palu Timur untuk mengawal perwakilan warga menemui pihak perusahaan.

Namun saat itu Kapolsek AKP Stefanus Sanam tidak bersedia. Sehingga  masyarakat dan pemuda tetap menolak untuk membuka blokir jalan dan melarang karyawan perusahaan melewati jalan tersebut.

d. Pada pukul 16.30 WITA, Hidayat Lamakarate dan tokoh masyarakat menemui massa yang ada di perempatan jalan Vatumoranga dan mengundang massa untuk berbicara mencari solusi di rumah Adat Kelurahan Poboya. Sehingga massa menuju rumah Adat, namun pertemuan tersebut tidak memberikan dampak yang positif.

e. Pada pukul 17.30 WITA setelah melakukan pertemuan tersebut massa  masyarakat dan pemuda kembali menuju perempatan Jalan Vatumoranga kemudian melakukan penutupan jalan  dengan menambah tenda yang sebelumnya telah dibongkar sebagian, sehingga akses jalan menuju ke perusahaan tertutup total.

f. Pada pukul 18.00 WITA peleton Sabhara Polda Sulteng dan penambahan pleton Brimob tiba di perempatan Jl. Vatumoranga tepatnya di TKP Pemblokiran jalan yang di pimpin langsung oleh Kapolresta Palu Barliansyah.

Selanjutnya  melakukan negosiasi kepada masyarakat untu dapat membuka akses jalan, namun permintaan tersebut tidak di indahkan. Bahkan pasukan tersebut diteriaki diusir dan diteriaki “Sambo pergi”.

g. Pada pukul 18.30 WITA  Kapolresta Palu Barliansyah memimpin tindakan tegas dan terukur untuk membubarkan masyarakat yang melakukan pemblokiran jalan menuju ke perusahaan.

Namun pihak masyarakat Paboya melakukan perlawanan terhadap aparat kepolisian dengan melakukan pelemparan menggunakan batu dan bom molotov.

Sehingga aparat kepolisian menembakan Gas Air Mata ke arah massa. Namun massa terus melakukan perlawanan, dengan melempar batu dan bom molotov.

h. Pada pukul 20.40 Wita massa mundur dari perempatan jalan Vatumoranga dan pasukan kemudian ditarik mundur menuju perusahaan dan  situasi saat ini  di kelurahan Poboya sudah kondusif, namun masih terdapat perkumpulan warga kurang lebih 30 orang di perempatan Jalan Vatumoranga.

j. Sekitr pkl. 20.30 gabungan personel Polresta Palu, Ditsamapta Polda Sulteng dan Satbrimob Polda Sulteng dipimpin Kapolresta Palu Kombes Pol Barliansyah bergeser mundur dari TKP menuju ke arah perusahaan PT CPM.

k. Pkl 21.35 WITA situasi di sekitar TKP masih terdapat warga yg berdiri atau duduk-duduk sekitar 50an orang.

l. Diperoleh informasi bahwa pascabentrok terdapat satu warga terkena tembakan peluru karet atas nama Jaka penambang asal Gorontalo umur sekitar 55 tahun.

  1. Diperoleh info tokoh masyarakat Poboya yang masih berada dititik pemalangan yaitu Herman Pandejori Ketua LPM dan Haerul alias Eso.

Kata Polisi sekretaris Lembaga Adat Poboya, menyampaikan bahwa warga saat ini sebagian sudah pulang ke rumah masing-masing untuk makan dan informasi setelah makan warga akan kembali menduduki titik pemalangan jalan. Situasi sementara masih aman dan kondusif. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top