Ini Penjelasan Mantan Bupati Buol Terkait proyek Agribisnis Peternakan Yang Diduga Bermasalah

 

 

 

“Populasi ternak sapi mencapai 150 %”

Bang Doel (deadline-news.com)-Palu-Ini penjelasan mantan bupati Buol dr.Amiruddin Rauf, S.Pog terkait proyek agribisnis peternakan di dinas pertanian dan ketahanan pangan (DPKP) Kabupaten Buol Sulawesi Tengah yang diduga bermasalah, sehingga unit I Subdit III Tipikor Ditreskrimsus melakukan penyelidikan.

“Maaf barusan lihat pesannya,”tulis mantan bupati Buol dr.Amiruddin Rauf, Spesialis Obstetri dan Ginekologi (Sp.OG) melalui chat di aplikasi whatsAppnya Sabtu (12/11-2022).

Lelaki yang akrab disapa dr.Rudi itu menjelsakan jadi begini, pembagian sapi ke masyarakat, pembangunan mini ranc dan sebagainya adalah bagian dari program unggulan pemda Buol yang diberi nama One man one cow.

Kata Rudi program ini diluncurkan tahun 2018 dengan tujuan membangun peternakan sapi berbasis masyarakat.

“Harapannya terjadi percepatan populasi sapi di kabupaten Buol hingga Harapannya Buol bisa menjadi lumbung sapi. Berbasis masyarakat artinya kepemilikan sapi itu oleh masyarakat,”ungkapnya.

Olehnya kata mantan bupati Buol dua periode itu setiap tahun sejak program ini digulirkan pemda mengalokasikan anggaran pembelian induk sapi dan dibagikan ke masyarakat terutama masyarakat miskin.

“Hasil yang dicapai setelah tiga tahun, populasi sapi di Buol meningkat pesat dari hanya berjumlah 14 ribu ekor ditahun 2018 menjadi 35 ribu ekor ditahun 2021 ( data BPS 2021 ). Kenaikan hampir 150%,”tanda Rudi.

Kemudin kata Rudi adapun mini ranc dibangun ditujukan untuk sekolah lapangan peternakan, disana diperaktekan tehnik reproduksi ternak sapi (inseminasi buatan), pengolahan kotoran sapi menjadi pupuk organik, biourin, biogas dan pembuatan pakan ternak semuanya sudah jalan.

“Hal lain yg menggembirakan kepemilikan sapi yang tadinya hanya milik segelintir orang tertentu sekarang merata dimiliki rakyat. Bahwa masih ada kekurangan dari program ini iya dan itu terus disempurnakan oleh dinas terkait,”terang Rudi.

“Jadi mohon maaf rasanya terlalu terburu buru ( prematur ) bila ada segelintir orang yang menilai program ini gagal total,”tulis dokter ahli kandungan itu.

Kata Rudi apalagi bila tidak disertai data yang lengkap.

“Bahwa program ini masih memiliki kekurangan iya harus diakui seperti adanya sapi yg mati dsb. Kekurangan ini akan diperbaiki dan dievaluasi . Misalnya kematian sapi telah diantisipasi dengan Asuransi dsb,”pungkasnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top