Ini Dua Faktor Penyebab Keterlambatan Pekerjaan PT.KPR

 

Nelwan (deadline news.com) SigiSulteng- Terkait masa perpanjangan waktu dan penambahan siklop juga perubahan desain, pekerjaan proyek pengendalian sedimen sungai paneki oleh PT. Karya Membangun Rizki (KPR) belum dikategorikan PHO.

Sebeb masih dalam taraf join inpeksi oleh pihak JICA dan BWSS.

Syahril kepala proyek (kapro) PT. KPR yang ditemui deadline-news.com Selasa (29/3-2022), di area proyek pengendalian sediment sungai Paneki, beserta team inspeksi BWSS dan Hendra yang mengaku direktur PT. KPR, tak ketinggalan kades Kabobona, Dolo/Sigi dalam rangka hari AIR se dunia serta perduli lingkungan, juga sekaligus melakukan penghijauan penanaman 50 pohon buah di siklop bantaran sungai Paneki.

Syahril mengatakan, peduli lingkungan juga penting, apa lagi struktur tanah di bantaran aliran sungai Paneki ini sangat didominasi oleh pasir ketimbang tanah.

“Struktur tanah bercampur pasir dan koral, amat labil dan gampang terkikis arus air sungai,”katanya.

Makanya kata Syahrir dengan adanya penghijauan penanaman pohon buah di bantaran sungai tersebut, disamping melindungi dinding espos (talud) juga bermanfaat untuk warga desa setempat.

Kemudian Syahril beralih tema dan fokus pada pokok pembicaraan soal proyek, kata dia, dalam perpanjangan waktu 50 hari, secara tehknis ada dua faktor, sehingga menyebabkan keterlambatan proses finishing yaitu:

Faktor pertama adalah item penimbunan siklop sampai saat ini masih terkendala dengan jalur sungai Paneki berkelok-kelok.

Kedua adalah faktor masa profesional head over PHO atau serah terimama pekerjaan proyek PT. KPR, meski progres peritem pekerjaan telah dinyatakan 100% (persen).

“Namun masih terus dilakukan join inspeksi oleh team JICA dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi lll (BWSS), “tuturnya.

Dalam masa proses PHO, serah terima, pihak PT. KPR saat itu belum sempat mebuatkan laporan berita acara proyek secara tertulis kepada pihak kementrian PUPR.

“Karena pihak PT. KPR masih sementara dalam prioritas proses relase ulang laporan pertanggung jawaban proyek dan menginput kembali file data tahap demi tahap disetiap item juga progres dan spesifikasi bobot 100% persen pkerjaan, “terangnya.

Dalam hal ini, seluruh team proyek tanpa terkecuali Hendra selaku direktur perusahaan PT. KPR turut andil dalam item penimbunan siklop yang hingga saat ini belum juga kelar.

Sebab target dalam masa perpanjangan waktu kerja ini, dan rentang waktu yang disepakati hanya 50 hari itu terbilang singkat, memang harus butuh waktu ekstra.

Menilik jalur bantaran sungai Paneki sepanjang 4 KM dari hulu sampai hilir yang di garap oleh PT. KPR terhitung dalam katogori menjadi 8 KM, Syahril mengakui, hal itulah yang menyebabkan faktor keterlambatan penimbunan siklop.

“Untuk estimasi pekerjaan item non thknis sedikit banyaknya ada ketambahan mencakup akses jalan pembuata jembatan penyebrangan untuk warga di area proyek sungai Paneki dll,”hingga mencapi titi klimaks progres 100 persen.

Ia menambahkan tehknis penggarapan pekerjaan proyek pengendalian sediment control sungai Paneki dari PHO serah terima laporan pertanggug jawaban pertama sampai final heand over (FHO) atau serah terima akhir.

“Kini masih dalam proses input data file dari sejak mulai kontrak awal 2 September 2020 sampai akhir kontrak Maret 2022,”terangnya.

Namun dibalik itu juga beber Syahril, terkait selama tujuh kali penarikan terment pihak perusahaan menyisihkan bakal deveclist dana pemeliharaan masa retensi 180 hari atau 6 bulan kalender kerja.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top