“Yang Eksodus justru membantu Pemda mengurangi beban”
Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Gubernur Sulawesi Tengah Drs.H.Longki Djanggola, M.Si, emosi, sakit hati dan merasa kecewa atas terjadinya eksodus ribuan warga Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) ke daerah lainnya, seperti Makassar, Kalimantan, Jakarta, Surabaya dan Bali pasca bencana alama gempa bumi, tsunami dan lumpur.
Eksodusnya warga Pasigala pasca bencana gempa bumi, tsunami dan lumpur itu, sontak saja membuat Gubernur Sulteng dua periode itu marah besar.
“Eksodusnya warga Palu ke daerah lain, itu hak mereka, tapi mestinya tidak meninggalkan kota Palu pasca gempa bumi, tsunami dan lumpur. Mari kita bersama-sama membangun daerah ini, bukan malah pergi. Kalau daerah ini sudah bagus lagi, yang pergi ya mendingan tidak usah kembali,”kata Gubernur Longki melalui Karo Humas Pemprov Sulteng Drs.Abdul Haris Kariming, M.Si menjawab deadline-news.com di Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu usai mengantar Presiden Joko Widodo Rabu (3/10-2018).
Pernyataan Gubernur Longki itu, sebelumnya telah ditayangkan di TVOne pada Rabu pagi sekitar pukul 10 wita.
Menyikapi pernyataan Gubernur Longki yang terkesan bernada kebencian dan tidak bijak itu, membuat sejumlah pengungsi yang keluar daerah marah.
Adalah Drs.Abdul Kadir Patta, M.Si dan Dr,Darwis, M.Si mengatakan sebaiknya Gubernur Longki mencabut pernyataannya itu yang mengatakan jika Palu sudah baik pasca bencana gempa bumi, tsunami dan lumpur itu , yang keluar daerah tidak usah kembali lagi.
“Itu pernyataan yang berbau provokatif, tidak bijak, emosional dan bernada kebencian. Olehnya saya minta Gubernur Longki mencabut pernyataannya itu,”tegas Abdul Kadir Patta.
Sementara itu Ketua DPR RI Bambang Soesetio yang dimintai tanggapannya terkait pernyataan Gubernur Longki itu, mengatakan sebaiknya sebagai seorang pemimpin lebih bijaklah mengeluarkan penyataan, agar kondisi dan lebih sejuk. Apalagi kondisi psikologis masyarakat pasca gempa, tsunami dan lumpur masih sangat trauma.
“Mestinya sebagai seorang pemimpin lebih bijaklan mengeluarkan pernyataan. Yang menyejukkanlah,”ujar politisi Partai Golkar itu. Hal yang sama juga dikatakan wakil ketua DPR RI Fadlis Son.
Menurut politisi partai Gerindra itu, sebetulnya dengan eksodusnya sebagian masyarakat dari Palu ke daerah lain, justru membantu dan mengurangi beban pemerintah daerah.
“Karena berbagai macam pertimbangan sehingga mereka eksodus, misalnya tidak mendapatkan pelayanan bantuan, kekurangan air bersih, keamanan tidak terjamin, kesehatan terganggu atau mau menenangkan diri ditempat sanak saudaranya,”tutur Fadli Son.
Sementara itu salah seorang warga bernama Tamrin menegaskan, mestinya Gubernur Longki Djanggola tidak mengeluarkan statmen yang berpotensi dapat menimbulkan masalah baru.
Lagi pula 6 hari pasca gempa bumi, tsunami dan lumpur belum pernah ada pernyataan Gubernur Longki yang melarng masyarakat Pasigala keluar daerah mencari tempat yang aman. Dan juga belum ada pernyataan pemerintah daerah baik provinsi, kota dan Kabupaten yang meminta masyarakat tenang dan menghindari eksodus.
Diketahui saat Gempa bumi, tsunami dan banjir lumpur Jum’at petang (28/9-2018), dengan kekuatan 7,7 skala Rickter (SR) yang kemudian dimutakhirkan oleh BMG 7,4 SR, Gubernur Longki tidak berada di Palu. Tapi dalam perjalanan dari Luwuk Banggai, ke Palu dan mampir bermalam di Ampana setelah melakukan kunjungan kerja mempersiapkan penyeleggaraan TDCC yang akan start dari Luwuk.
“Kami saat gempa bumi, tsunami dan banjir lumpur berada di Luwuk, karena kondisi tidak memungkinkan sehingga Bapak Gubernur bersama rombongan mampir istirahat di Ampana. Dan pada hari Minggu pagi sekitar jam 10:00 wita, kami sudah berada di Palu dan langsung menyemput bapak Presiden Jokowidodo yang berkunjung ke Palu pasca gempa bumi, tsunami dan lumpur itu,”aku Karo Huma Pemprov Sulteng Abdul Haris Kariming,M.Si menjawab deadline-news.com. ***