PALU (deadline-news.com)-Sulteng – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) Kabupaten Tojo Unauna (Touna) menggelar aksi unjukrasa di depan Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) Jalan Sam Ratulangi Kota Palu, Jum’at (28/7/2017), seperti dikutip Sultengterkini.com.
Dalam aksinya, Geram mendesak Polda Sulteng dan Mabes Polri untuk segera mencopot AKBP Bagus Setiyono dari jabatannya sebagai Kapolres Touna karena disinyalir telah melakukan praktik tercela.
Dalam orasinya, Koordinator Aksi Firda Husain mengatakan, sejak menjabat sebagai Kapolres Touna, AKBP Bagus Setiyono menunjukkan sikap tidak terpuji kepada masyarakat.
Seperti, mengajak masyarakat berkelahi dengan dirinya, melindungi bandar narkoba, penegakan hukum yang sewenang-wenang, penembakan warga yang tidak sesuai dengan prosedur tetap dan sederetan peristiwa hukum yang meresahkan masyarakat.
“Termasuk membekingi judi sabung ayam, judi togel. Dan parahnya lagi diduga meminta jatah proyek ke Pemkab Touna yang nilainya mencapai Rp20 miliar,” sebut Firda.
Bahkan, kata Firda, pihaknya punya bukti jika Kapolres pernah mengeluarkan pernyataan kepada masyarakat di Touna, jika jatah proyek senilai Rp20 miliar itu, dibagikan kepada pejabat Direktur di Polda Sulteng.
“Cara-cara Kapolres Touna ini telah mencederai institusi kepolisian yang selama ini berusaha membangun citra, baik ditengah masyarakat, apalagi perilaku ini dibuat oleh sosok pemimpin polisi di daerah,” urai Firda.
Makanya, mereka mendesak Kapolda Sulteng Brigjen Polisi Rudy Sufahriadi untuk merekomendasikan pencopotan kapolres ke Mabes Polri.
“Jika Kapolres AKBP Bagus ini tidak segera dicopot, maka akan semakin meresahkan masyarakat di Touna,” katanya lagi.
Para pengunjuk rasa melakukan aksi hampir satu jam dengan orasi secara bergantian.
Orator yang lain mengungkapkan, apa yang dilakukan Kapolres Touna adalah perilaku melanggar kode etik dan profesi serta merendahkan kehormatan dan martabat kepolisian negara.
“Kami sangat berharap kepada Kapolda Sulteng untuk segera melakukan tindakan hukum sesuai dengan kewenangannya untuk segera mencopot Kapolres Touna. Sebab, jika tidak segera dilakukan, masyarakat Touna akan melakukan aksi yang lebih besar mendesak kapolres untuk dicopot,” tegasnya.
Mereka juga mengaku, baru kali ini warga Touna melakukan demo terhadap kapolresnya. Sebab, kapolres-kapolres sebelumnya yang menjabat itu sangat bersahabat dan akrab serta tidak melakukan tindakan tercela yang merugikan masyarakat.
“Kami sebagai masyarakat bisa menilai mana kapolres yang baik dan buruk. Kalau baik pasti akan masyarakat dukung, bahkan kalau perlu tidak perlu dimutasi, tapi kalau buruk seperti AKBP Bagus ini pasti kami tolak. Aksi demo ini sebagai bentuk akumulasi kekecewaan masyarakat yang hampir enam bulan dipimpin AKBP Bagus,” kata pendemo.
Sementara itu, Kapolres Touna AKBP Bagus Setiyono yang dikonfirmasi melalui telepon genggamnya terkait tuntutan demo masyarakat di wilayah kerjanya tidak memberikan keterangan.
Hubungan telepon yang sempat tersambung untuk meminta tanggapan atas tuntutan massa Geram langsung menutup teleponnya.
Begitupun dengan pesan singkat yang dilayangkan kepada Kapolres Bagus juga tidak dibalas. ***