Buol Terancam Rawan Pangan

Sejumlah remaja bermain di areal persawahan di kawasan Kampung Susuk Medan kemarin. Para petani belum memulai aktifitas menanam padi diakibatkan masih musim kemarau dan terjadi kekeringan di sejumlah areal persawahan dan akan memulai menanam pada musim penghujan datang.(Foto:Okezone)
0

Sejumlah remaja bermain di areal persawahan di kawasan Kampung Susuk Medan kemarin. Para petani belum memulai aktifitas menanam padi diakibatkan masih musim kemarau dan terjadi kekeringan di sejumlah areal persawahan dan akan memulai menanam pada musim penghujan datang.(Foto:Okezone)
Sejumlah remaja bermain di areal persawahan di kawasan Kampung Susuk Medan kemarin. Para petani belum memulai aktifitas menanam padi diakibatkan masih musim kemarau dan terjadi kekeringan di sejumlah areal persawahan dan akan memulai menanam pada musim penghujan datang.(Foto:Okezone)

BAMBANG J (koranpedoman)-BUOL-Sulteng,  Sekitar 3000 hektar lahan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Buol terancam alih fungsi, dari tanaman pertanian pangan ke Perkebunan Kelapa Sawit.  Ke 3000 hektar lahan Persawahan itu tersebar dibeberapa wilayah, seperti di Kecamatan Bukal, terdapat sekitar  350 hektar areal pertanian Sawah yang terdiri dari sawah produktif sekitar  200 hektar, dan lahan tidak produktif sekitar  150 hektar.

Menurut Sugiman Petani asal Desa  Moyong Kecamatan mengatakan hampir  7 tahun petani di Desanya mengalami penurunan produktif hasil pertanian Padi  disebabkan karena tidak adanya irigasi pengairan. Selama ini hanya mengharapkan air tada hujan untuk mengairi persawahan,beberapa bulan terakhir. Dan tahun 2014, sama sekali tidak dapat mengolah sawah. Hal ini terjadi akibat kemauran panjang. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup terpaksa dia bersama-sama warga lainnya berahli fungsi menanam pangan selain padi.

Kalau menunggu janji pemerintah membangun Irigasi tidak pernah terealisasi. Mereka berencana mengalihfungsikan lahannya dari persawahan menjadi kebun kelapa Sawit. Kepala Badan ketahanan Pangan kabupaten Buol  Hasan Al Idrus yang dikonfirmasi koran Deadline News Selasa (27/1/-2015) pekan lalu di ruang kerjanya mengatakan bahwa tahun 2014
produktifitas pertanian secara umum di Kabupaten Buol mengalami penurunan, seperti produksi beras jika dibandingkan tahun 2013, produksi beras Buol mengalami Swasembada beras sebesar 2000 ton.Tapi ditahun 2014 mengalami devisit sebesar 5000 ton. Potensi lahan persawahan di Kabupaten Buol sekitar 10.000 hektar.  Dan yang produktif sekitar 5000 hektar  dari luas tersebut ternyata hanya 2.000 hektar yang berproduksi. Dan selebihnya 3000 hektar terlantar.

Pemerintah daerah berupaya untuk mengatasi terjadinya kesenjangan pangan, pada tahun 2016 mendatang.  Dan terus berupaya mencegah alih fungsi lahan pertanian sawah ke perkebunan kelapa sawit. Sehingga dapat menghasilkan pangan yang berkelanjutan, baik secara tetap maupun sementara, sesuai amanah uandang-undang No.41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. ***

Tinggalkan Komentar Anda! :

%d blogger menyukai ini: