Basir Dg.Nompo : Petani Garam Bangkala Butuh Air

Bang Doel (deadline-news.com)-Jenepontosulsel-Walau disengat terik matahari, Basir Dg Nompo masih sibuk mengayunkan kedua tangannya memasukkan air ke dalam tambak garamnya di dusun Nasara, kelurahan Bonto Rannu Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Kamis siang (18/10-2018), pukul 14 : 00 wita.

Basir Dg Nompo sudah 10an tahun menjadi petani garam di Bangkala. Ia memiliki 3 petak tambak garam, yang menjadi tumpuan hidup keluarganya. Hasilnyapun tidak berjuta-juta setiap bulan, tapi katanya hanya cukup untuk dimakan dan membiayai ke 5 anaknya bersekolah.

Menurut Basir Dg Nompo, selama 10 tahunan menggarap tambak garamnya, kendala utamanya adalah air laut. Masalanya tidak ada saluran air yang permanen dari laut masuk ke tambak-tambak garam mereka.

“Kami hanya mendapatkan air garam melalui saluran air tradisional yang dibuat para petambak garam dengan swadaya masyarakat. Kami belum mendapatkan bantuan saluran air secara permanen dari pemerintah,”ujar Basir Dg Nompo menjawab deadline-news.com di pinggiran tambaknya yang kebetulan berada di tepi ruas jalan Nasional Makassar – Jeneponto Kamis (18/10-2018).

Ia mengatakan dirinya dan kawan-kawan petani tambak garam lainnya, siap bekerjasama pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, jika memang diperlukan.

“Kami ini pendukung berat dan sangat mengidolakan Prof Nurdin Abdullah saat Pilgub berlangsung 4 bulan lalu. Makanya kamis sangat mendukung jika memang Karaeng Nurdin mau membina dan mengarahkan kami para petani garam ini,”aku Basir Dg Nompo.

Sementara itu sebelumnya Tim dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI, Prof .Dr.Eng, Eniaya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng menjawab deadline-news.com di Rujab Gubernur Sulsel mengatakan akan mengembang kan industry garam di , Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Menurut Prof.Dr.Eng, Eniya Listiani Dewi, B.Eng, M.Eng ini, Jeneponto memiliki potensi garam yang kwalitasnya baru mencapai 87 persen dari konsumsi garam nasional dan Internasional.

Karena kebutuhan garam nasional maupun kwalitas ekspor mestinya 97-98 persen tingkat konsentra kandungan garamnya (keasinannya).

Eniya meminta Gubernur Sulsel Prof Nurdin Abdullah dalam pertemuannya Selasa malam (16/10-2018), agar dapat bekerjasama meningkatkan produtivitas industry garam di Jeneponto.

Ia menegaskan lahan tambak garam di Jeneponto perlu direvolusi. Sebab lahannya sudah mengeras, sehingga hasil produksinya sudah bergumpal-gumpal besar seperti bebatuan. Padahal produksi garam yang baik itu mestinya berserakan seperti Kristal.

Olehnya perlu revolusi lahan, agar dapat menghasilkan garam yang diharapkan.

“Untuk pengembangan industry garam di Jeneponto perlu 400 hektar lahan. Dan pembangunan waduk sebagai sumber pembuatan Kristal garam,”jelas Eniya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top