Arham Bustaman (deadline-news.com)-Pasangkayu- Jalan sepanjang 800 meter yang menghubungkan Desa Balantik dan Desa Kasano, Kecamatan Baras yang dikerjakan PT. Passokorang disorot, seperti yang diposting salah seorang anggota DPRD Matra, Ikaram Ibrahim di akun media sosial miliknya dan menuai beragam komentar dari netizen (pengguna medsos).
Pasalnya proyek yang menelan anggaran Rp1,2 miliar yang menggunakan APBD tahun 2016 hancur padahal belum lama selesai dikerjakan. Untuk merespon hal tersebut, pihak PU Matra sendiri sudah melakukan tindakan dengan menyurati bahkan manyampaikan teguran langsung kepada pihak kontraktor untuk melakukan perbaikan.
Sebab, bila tidak maka berkonsekuensi besar, karena biaya retensi (biaya pemeliharaan) sekitar lima persen dari jumlah keseluruhan anggaran tidak dibayarkan.
“Kami sudah sampaikan melalui lisan (langsung) dan tulisan (surat) ke pihak kontraktor untuk melakukan perbaikan. Ini akan beresiko bila kontraktor tidak sesegera mungkin melakukan perbaikan, sebab retensi tidak dibayarkan dan fatalnya lagi bisa di-blacklist (dicoret),” tegas Budi saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (3/2-2017).
Kepala proyek, Harmadi yang bertanggungjawab soal ini saat ditemui di basecamp PT. Passokorang, Pasangkayu, Jumat (3/2-2017) mengatakan pihaknya sudah memobilisasi alat untuk perbaikan titik jalan yang rusak di desa Balantik, Kecamatan Baras dan Desa Bulumaro, Kecamatan Sarudu.
Diakui, penyebabnya tak lain adalah air yang notabene menjadi penghancur aspal alami. Namun untuk perbaikan tergantung kondisi cuaca, pasalnya saat musim hujan proses pencampuran aspal (loading) akan terganggu.
“Syukurlah karena masa retensi sampai 6 bulan ke depan, sehingga waktu perbaikan diupayakan semaksimal mungkin. Namun soal perbaikan, kami masih melihat kondisi cuaca. Sebab, takutnya nanti pada saat loading aspal tiba-tiba hujan, pasti menyebabkan kualitas pengaspalan semakin hancur,” jelas Harmadi. ***