Bantah Jadi Investor Udang Vaname, Abbas Berani Dicopot Jika Salah

Firmansyah (deadline-news.com)-PASANGKAYUSulbar-Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Mamuju Utara, Ir Abbas MM, angkat bicara terkait isu miring yang sedang berkembang terhadap dirinya. Abbas disebut-sebut ikut terlibat menjadi salah satu investor tambak bonafit, khusus produk unggulan udang vaname di wilayah Kecamatan Sarjo.
Ketika dikonfirmasi wartawan, Jumat, 04 Agustus 2017, terkait informasi yang dihimpun media, Kadis Perikanan dan Kelautan digadang-gadang ikut terlibat sebagai salah satu investor tambak, dan memiliki lahan seluas dua hektar di Sarjo.

Kadis Abbas menepis isu miring terhadap dirinya itu. Ia pun berani pertaruhkan jabatannya dan siap dicopot dari Kadis Perikanan dan Kelautan, ketika ia terbukti terlibat menjadi investor bonafit.

“Saya sudah ketemu pak bupati (Agus Ambo Djiwa,red), ketika salah saya siap berhenti jadi Kadis,”tegas orang nomor satu di Lingkup Perikanan Matra itu, ditemui wartawan di Ruang kerjanya.

Hanya saja, Abbas menjelaskan secara detail terhadap wartawan, bahwa anak kandungnya yang notabene alumni sarjana teknik mesin dari UNHAS Makassar, kini sedang menganggur belum dapat pekerjaan tetap.

Bertepatan saat itu, kata dia, keluarga besar sedang berduka ketika istri tercinta meninggal dunia. Demi menentukan masa depan anaknya, maka ia pun berinisiatif menggunakan uang pensiun istrinya menjadi modal lahan tambak di Sarjo.

“Jadi bukan saya, tapi melainkan anak kandung saya. Demi Tuhan (Allah SWT, red), saya bersumpah itu bukan uang milik saya, tapi modal dari Almarhuma ibunya sendiri (Istrinya),” jelasnya lagi.

Dia menambahkan, justru pemerintah harus menghargai anaknya tak lain lulusan Sarjana Teknik Mesin, enggan mau jadi tenaga honorer di Kantor. Tapi suka rela mau jadi penambak dan ia pun terima konsekuensinya memikul karung berisikan pakan.

“Kecuali anak saya berada di Makassar lenggak-lenggok, tapi ini dia berada di Sarjo bekerja keras, jadi salahnya dimana,” terangnya.

Menurutnya, ia menolak dengan keras ketika dikatakan sebagai investor. Tepatnya ia sekadar bermodalkan lahan yang dibelinya dari warga lokal Sarjo. Saat itu dirinya membuka tambak milik keluarga, ditegaskannya sebelum para investor datang. Setelah menjadi petak-petak kecil maka lahan tambaknya baru diserahkannya pada investor.

“Terus terang saya berjuang untuk daerah ini melalui perubahan. Makanya saya berani melakukan kebijakan, dan tiap kebijakan itu konsekuensinya dipenjara sekalipun, ya, pasti siap menerimanya,” tutupnya dengan nada tinggi.

Sekadar diketahui, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Matra, Ir Abbas MM, menuai sorotan dari beberapa anggota Legislator DPRD Matra. Bahkan menurut Ketua Komisi I DPRD Matra, Irfandi Yaumil Ambo Djiwa, Kadis Perikanan dan Kelautan ini terkesan menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadinya. Contohnya alat berat stand by di kantor Perikanan, tapi tak diketahui jelas siapa yang menggunakannya.
“Kenapa kalian (wartawan, red) tidak tulis itu, faktanya jelas di lapangan,” tegas anak kandung dari Penggagas pemekaran daerah ini, H Yaumil Ambo Djiwa. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top