Aktivis Pemuda Islam-Kristen Kompak Mengutu

Kaltim (Deadline News/koranpedoman.com)-SETIAP tindakan pasti ada tujuan. Begitu pula aksi yang dilakukan Juhanda alias Jo, Minggu (13/11) pagi. Eks teroris yang pernah mendekam di sel tahanan akibat kasus bom buku ini tentu memiliki tujuan tertentu melemparkan bom sumbu ke pekarangan Gereja Oikomene di RT 04, Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Sengkotek, Loa Janan Ilir. Seperti dikutif di Kaltimpost.co
Dikonfirmasi sore kemarin, pengamat hukum dan kriminal Universitas 17 Agustus 1945, Roy Hendrayanto menyebut, ada beberapa indikasi tujuan tindakan radikal yang dilakukan Jo. Pertama, mereka berusaha menarik mundur anggota kepolisian dari Kaltim yang ikut operasi Tinombala, Poso, Selawesi Tengah (Sulteng). Karena jumlah anggota yang diberangkatkan ke daerah pegunungan itu mencapai ratusan orang.
“Karena sebagian besar anggota yang diterjunkan ke Poso rata-rata dari Kaltim. Dengan kondisi yang kurang kondusif, keberadaan mereka kemungkinan bisa ditarik,” katanya.
Dengan ditariknya anggota kepolisian dari Poso ke Kaltim, maka kekuatan aparat di Tinombala untuk penanganan teroris akan berkurang. Apalagi target utama mereka yakni Santoso berhasil ditembak mati beberapa waktu lalu.
“Dengan demikian, mereka dapat kembali menyusun kekuatan di wilayah itu (Tinombala, Red). Ini yang harus diwaspadai,” ulasnya.
Kemungkinan lain dari tindakan radikal tersebut, lanjut Roy, yakni sebagai ajang menunjukkan kekuatan. Dia menyebut, bisa saja para teroris menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan kepada pemerintah bahwa hingga saat ini mereka masih eksis.
“Apalagi aksi itu dilakukan di pengujung tahun. Bisa jadi ini warning bagi pemerintah, karena umat Nasrani akan merayakan Natal,” urainya.
Selain itu dia menyebut, bisa jadi aksi tersebut sengaja dilakukan untuk pengalihan isu atau kepentingan besar yang mereka lakukan saat ini. Dia menduga, kelompok tersebut sedang mempersiapkan sesuatu dan targetnya adalah wilayah timur Indonesia. Dugaan semakin kuat jika Jo menjadi bagian dari anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) yang notabene memiliki hubungan dengan Mujahidin Indonesia Timur (MIT)
“Tapi kan ini baru analisa sementara. Jadi untuk mengetahui pergerakannya ke mana, harus ada data yang kuat. Tentu ini menjadi tugas pihak kepolisian untuk melakukan pemeriksaan mendalam,” paparnya. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top