SMART FARMING at PETOYA- kabupaten SIGI

“Sebuah Transformasi Teknologi-Ekonomi Pascabencana”

Oleh: Hasanuddin Atjo

Gempa beramplitudo 7.4 yang terjadi 28 September 2018 antara lain menimbulkan liquafaksi (bergesernya kawasan disertai pengadukan tanah) di kabupaten Sigi Sulawesi Tengah.

Bencana itu menyebabkan sejumlah kolam ikan air tawar yang biasa digunakan masyarakat untuk membudidayakan ikan nila atau mas sebagai usahanya tidak dapat dimanfaatkan lagi, karena kolam tidak mampu menahan air akibat permukaan air tanah (water table) menurun hingga 12 m dari sebelumnya hanya 2 m.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah di tahun anggaran 2019 telah membangun kolam percontohan milik kelompok di desa Petoya kabupaten Sigi.

Kolam tanah yang sudah tidak berfungsi di dilapisi plastik dengan sumber air dari bor sumur dangkal. Luas kolam.sekitar 350 msq dan ditebari ikan nila sebanyak 7.000 ekor.

Kini usia ikan sekitar 30 hari dan diperkirakan akan di panen di usia 90 hari dengan prediksi produksi 2000-2500 kg. Ini adalah “Back Built Better”, membangun kembali yang lebih baik.

Diharapkan ada dua manfaat yang dapat diperoleh yaitu pertama transformasi inovasi-teknologi, Dan kedua adanya transformasi ekonomi. SEMOGA. (Penulis adalah mantan Kadis Perikanan Sulteng yang sekarang kaban Bappeda Sulteng/Bacakad Sulteng 2020). ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top