SMA Negeri 8 Pinrang di Tapal Batas Sulsel-Sulbar

“Kepsek Ingin kembangkan Sekolah, Tapi anggaran terbatas”

foto ptofile, visi dan missi serta penjelasan prestasi SMA Negeri 8 Pinrang. foto dok deadline-news.com
foto catatan dasar pungutan di SMA Negeri 8 Pinrang. foto dok deadline-news.com
foto siswa sedang belajar dan guru sedang mebgajar di salah satu ruangan kelas di SMA Neg.8 Pinrang. foto dok deadline-news.com
foto ruangan komputer SMA Neg.8 Pinrang. foto dok deadline-news.com
foto t4 parkir di SMA Neg.8 Pinrang. foto dok deadline-news.com
foto lapangan basket di SMA Neg.8 Pinrang. foto dok deadline-news.com
foto sekretariat organisasi intra sekolah. foto dok deadline-news.com
foto sanitasi dan pagar seng keliling di SMa Neg.8 Pinrang. foto dok deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Pinrangsulsel-Mengenal lebih dekat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 8 Pinrang, yang berada di tapal batas Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulsel-Sulbar).

SMA Negeri 8 ini berada di ujung utara Kabupaten Pinrang. Tepatnya di Tuppu Kelurahan Tadongkong Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang. Jarak dari Makassar Ibu Kota Provinsi Sulsel ke SMA Negeri 8 ini, kurang lebih 226 kilometer , atau 42 kilometer dari Ibu Kota Kabupaten Pinrang.

SMA negeri 8 Pinrang ini didirikan dan digunakan perdana pada 11 November tahun 2000. Dan telah menammatkan 18 angkatan, serta mengalami pergantian ke pemimpinan (Kepala Sekolah) sebanyak 4 kali.

Luas lahan SMA Negeri 8 Pinrang ini 12.613 meter persegi, dengan 21 ruang kelas yang menampung 914 siswa (anak didik) saat ini. SMA negeri 8 Pinrang ini memiliki fasilitas ruangan guru, ruangan kepala sekolah, ruangan Tata Usaha (TU), raungan computer, ruangan sekretariat oragnisasi sekolah seperti OSIS, MPK, Pramuka, KIR dan masih banyak organisasi Intrasekolah serta halaman parkir yang dilengkapi dengan pepohonan penghijauan. Sehingga SMA negeri 8 ini Nampak asri dan sejuk.

Hanya saja, ada beberapa permasalahan yang mendasar, diantaranya ruangan kelas yang kurang. Sedangkan jumlah siswa setiap tahunnya untuk masuk di SMA negeri 8 Pinrang ini cukup banyak, sementara lahan untuk membangun sudah terbatas.

Selain itu Kepala Sekolahnya cukup kreatif untuk membuat kenyamanan belajar mengajar, seperti menghadirkan ruangan kelas yang sejuk, mempercantik ruangan dan memperindah halaman sekolah. Dan selalu menjaga kebersihan ruangan dan halaman sekolah.

Namun terkendala dengan anggaran, sehingga melalui komite sekolah para orang tua wali siswa melihat langsung kondisi sekolah, makanya dari para orang tua wali siswa itulah muncul ide untuk memberikan bantuan/sumbangan ke sekolah, agar dapat mengadakan kipas angin di ruang-ruang kelas dan beberapa bangunan seperti pagar keliling sekolah dan lapangan olah raga yang perlu pembiayaan.

Sementara dana biaya operasional sekolah (BOS) hanya dapat diambil 15 persen dari total dana Bos Rp, 1,279,600,000 (Rp,1,400,000 X 914 siswa), setelah dipotong 20 persen untuk biaya buku wajib. Dan sisanya itulah dipotong lagi 15 persen, untuk membayar gaji guru honor (guru Bantu) yang jumlahnya 21 orang serta biaya lainnya seperti rehab pagar, lapangan olah raga dan pengadaan kipas angina, agar ruangan kelas sejuk saat terjadi belajar dan mengajar.

Hal itu dijelaskan kepala SMA Negeri 8 Pinrang Muhammad Aris, SPD, M.Pdi menjawab deadline-news.com di ruang kerjanya pekan lalu.

“Kami ingin membuat sekolah ini, disiplin, indah, rapi, nyaman, sejuk dan cantik. Hanya saja anggaran sekolah ini kurang, sehingga kami menarik sumbangan dari orang tua wali siswa setelah melalui rapat komite dan persetujuan seluruh orang tua wali siswa. Jadi bukan kebijakan Sekolah tapi persetujuan orang tua wali siswa setelah melalu rapat komite,”ujar M.Aris yang baru satu (1,4) tahun 4 bulan menjabat Kepsek di SMA negeri 8 Pinrang itu.

Kata M.Aris sebenarnya Rp, 20 ribu persiswa sudah cukup kalau hanya honorarium guru bantu. Tapi karena ada rencana pengadaan kipas angin untuk ruangan-rungan kelas dan biaya rehab pagar, drainase dan lapangan, sehingga pihak komite memutuskan meminta sumbangan Rp,45,000 peroang tua wali sisiwa.

“Dan untuk sementara kami telah meminta komite untuk menghentikan penarikan sumbangan dari orang tua wali siswa itu. Kami akan rapat kembali bersama komite dan orang tua wali siswa untuk menentukan apakah akan dilanjutkan permintaan bantuan sumbangan dari orang tua wali siswa demi pengembangan SMA Negeri 8 Pinrang ini,”jelas M.Aris.

Walau berada di Tapal Batas Sulsel-Sulbar, namun SMA Negeri 8 Pinrang ini, telah menorehkan banyak prestasi, baik lokal Sulsel maupun Nasional. Olehnya pemerintah Sulsel diminta dapat membantu dan mendukung pengembangan di SMA Negeri 8 Pinrang itu. Apalagi pemberlakuan zona, makin membuat SMA Negeri 8 Pinrang itu banjir pendaftar (Siswa baru). Sebab satu-satunya SMA di Kecamatan lembang.

Kecamatan Lembang sendiri berpenduduk kurang lebih 30 ribu jiwa. Lembang merupakan pintu gerbang masuk wilayah Sulsel. Dan kecamatan lembang dihuni oleh suku Pattinjo, walau suku Pattinjo itu sebenarnya berada di 3 kecamatan yakni Kecamatan Batu Lappa, Duampanua dan Lembang atau boleh dikata setengah penduduk kabupaten Pinrang adalah suku Pattinjo. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top