Sang Pemberantas Itu “Diamputasi” 

Kasus mantan ketua komisi pemberantasan korupsi (KPK) Antasari Ashar kembali menerpa ketua KPK berikutnya yakni Abraham Samad. Adalah persoalan wanita menjadi celah baginya. Dan memang keduanya terlihat tegas, berani ambil resiko untuk melakukan pemberantasan korupsi di republik ini. Namun sayangnya kedua sang pemberantas itu telah diamputasi kekuatannya dengan cara dilengserkan atas dugaan pelanggaran pidana. Satu pelanggaran pidana dengan tuduhan pembunuhan yang berawal dari sengketa cinta segi tiga katanya.

Dan yang satunya lagi hampir mirip, hanya saja bedanya karena tuduhan pemalsuan dokumen yang intinya juga karena wanita. Abraham Samad memang kurang hati-hati dan tidak cerdik bermain. Sementara semua yang dihadapinya adalah pemain kawakan. Hukum sebagai panglima katanya di negeri ini, tapi yang berkuasa adalah politik. Makanya jika jadi pejabat negara, tidak cerdik bermain politik, dapat dipastikan hanya bisa hidup setengah jalan.

Lihat saja, Antasasri Ashar sangat tak berdaya menghadapi berbagai macam tekanan. Bahkan dijebloskan kedalam penjara dengan tuduhan pembunuhan. Lalu kemudian Abraham Samad juga mengalami hal yang sama. Masalahnya Abraham melawan kekuatan besar yakni “Polri” dan pastinya politik ikut bermain didalamnya. Apalagi Ketua DPR-RI dan ketua MPR-RI pernah dipanggil oleh KPK terkait dugaan Korupsi.

Abraham Samad sudah selesai. Ia telah digantikan oleh Taufiequrachman Ruki dan ‎Indriyanto Seno Adji. Ruki adalah mantan jenderal polisi. Sedangkan Indriyanto Seno Adji mantan pengacara kasus BLBI Centuri. Tersisa Johan Budi, Adnan Pandu dan Zulkarnaen yang tersisa, sebab sebelumnya Bambang Wijanarko telah lebih dulu diciduk dan ditetapkan sebagai tersangka dengan tuduhan telah menyuruh orang bersaksi palsu. Tapi sebetulnya manyak pejabat yang terusik atas sepak terjang Abraham Samad itu. Makanya sekecil apapun kesalahannya akan dijadikan senjata untuk “membunuhnya.” ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top