Rupiah Melemah, Indonesia Bisa Merajai Ekspor!

Jakarta (koranpedoman)-Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dapat dijadikan peluang bagi para eksportir. Meski kondisi neraca perdagangan tidak menentu, harga jual produk menjadi lebih kompetitif di pasar ekspor.

Salah satu jenis produk berkompeten dengan lahan ekspor saat ini adalah yang tinggi konten lokalnya. Produk-produk di bidang ekonomi kreatif, misalnya. Pengusaha dapat melirik bisnis ini untuk memperbaiki kondisi perekonomian di Indonesia. Bahkan, seperti dilansir Kompas.com, produk lokal dari daerah tertinggal pun laku di pasaran.

Menurut Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar, konten lokal yang tinggi pada produk kerajinan lokal menjadikannya cukup marketable. Banyak daerah punya potensi ini.

Sayangnya, mengasah produk lokal bukan pekerjaan mudah. Banyak upaya harus dilakukan agar produk tersebut dapat bersaing di pasar internasional. Agar dapat merajai ekspor, Indonesia bukan hanya harus pintar menjaga mutu tapi juga melihat kebutuhan global.

Jangan Sepelekan

Suburnya lahan ekspor bagi produk lokal Indonesia sebenarnya didukung tren perilaku konsumtif masyarakat global terhadap produk ekonomi kreatif. Dengan pola perilaku ini, permintaan akan produk lokal harusnya terus meningkat.

Kebiasaan pebisnis ekonomi kreatif yang memasukkan unsur keunikan budaya serta daya kreatifitas yang tinggi pada setiap unsur, menjadikan produknya memiliki nilai jual. Oleh karena itu, pemerintah memberi dukungan dan kemudahan bagi pebisnis di lahan ekspor.

Seperti diketahui, saat ini pemerintah sedang mengurangi defisit neraca perdagangan. Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang PS Brodjonegoro kepada Kompas.com (10/3/2015) pernah menuturkan, setidaknya ada empat langkah perlu disiapkan untuk menekan defisit neraca perdagangan. Intinya adalah kebijakan fiskal yang bisa digunakan untuk mendorong ekspor dan menekan impor. (Baca: Tekan Defisit Neraca Perdagangan, Pemerintah Siapkan Empat Langkah)

Shutterstock Kebiasaan pebisnis ekonomi kreatif yang memasukkan unsur keunikan budaya serta daya kreatifitas yang tinggi pada setiap unsur, menjadikan produknya memiliki nilai jual.

Salah satu kebijakannya, pemerintah mendorong ekspor dengan memberikan fasilitas tax allowance kepada perusahaan yang melakukan ekspor minimal 30 persen dari total produksinya. Ada empat jenis tax allowance, yakni pengurangan pajak penghasilan selama enam tahun, percepatan depresiasi dan amortasi, diskon tarif dividen menjadi 10 persen, serta lost carry forward dari 5 tahun menjadi 10 tahun.

Kini, tinggal pebisnis yang memanfaatkan peluang tersebut. Mereka perlu berupaya menjaga mutu produknya agar memiliki daya saing dan sesuai standardisasi agar kompetitif di pasar internasional.

Fasilitasi Pembiayaan

Perdagangan internasional tak pernah lepas dari peran pihak ketiga sebagai penyedia fasilitas pembiayaan. Bank sebagai lembaga yang menyediakan fasilitas ini akan dipilih oleh calon eksportir dengan penuh pertimbangan.

Layanan bank di Indonesia sudah menyediakan fasilitas ini. Khusus untuk pembiayaan dan layanan penjualan (ekspor), bank menawarkan fasilitas pembiayaan pre-shipment. Jenis fasilitas ini ialah pembiayaan sejak penerimaan pesanan hingga pengiriman barang atau setelah pembayaran diterima.

Untuk memenuhi arus kas perusahaan agar lebih lancar, bank juga menyediakan pembiayaan post-shipment atau hasil pembayaran letter of credit (L/C) dimuka. Yang termasuk dalam pembiayaan ini ialah kredit ekspor, negosiasi dan diskonto.

Shutterstock Untuk memenuhi arus kas perusahaan agar lebih lancar, bank menyediakan pembiayaan post-shipment atau hasil pembayaran letter of credit (L/C) dimuka.

Salah satu bank yang menyediakan fasilitas seperti ini adalah PT Bank Central Asia Tbk. Dilansir dari Kontan, pada 2014 lalu, BCA menjadi salah satu dari deret bank dengan aset terbesar. Untuk memenuhi kebutuhan transaksi keuangan nasabah, bank ini telah menyediakan Trade BCA, layanan dengan beragam produk transaksi perdagangan baik dalam maupun luar negeri.

Selain didukung lebih dari 2000 jaringan bank koresponden di seluruh dunia, layanan ini juga menyediakan pilihan bertransaksi dalam 14 mata uang asing. Pengusaha juga akan lebih mudah saat melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan penanganan langsung oleh para profesional yang handal di bidangnya.

Bank dengan layanan seperti ini dapat menjadi pilihan mitra kerja strategis bagi pengusaha maupun pemerintah dalam menghadapi tantangan krisis finansial global saat ini.

Fokus pada Pemasaran

Langkah terakhir untuk memajukan bisnis adalah fokus pada pemasaran. Produk unggulan ekspor tak akan laku tanpa pemasaran yang jitu.

Saat ini, kebanyakan eksportir masih mengandalkan agensi untuk memasarkan produknya ke luar negeri. Padahal, dengan perkembangan digital saat ini, mereka dapat memasarkan langsung lewat internet.

Mencoba peruntungan dengan menjajal tren perdagangan e-commerce pun patut dicoba. Peluang inilah yang nantinya dapat membesarkan pasar ekspor bagi Indonesia.(kompas).***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top