Proyek Jembatan Putih Mata Diduga Tak Sesuai Bestek

Ilustrasi
Ilustrasi

Doel (koranpedoman)- PASANGKAYU- Sulbar- Proyek Jembatan di Dusun Putih Mata Desa Pakava Kecamatan Pasangkayu kabupaten Mamuju Utara (Matra) senilai kurang lebih Rp, 350 juta, dikeluhkan masyarakat setempat. Pasalnya jembatan tersebut baru sebatas pondasi sebelah menyebelah (ABUTMENT) dan pengecoran landasan tiang tengah. Lebar Sungai itu sekitar 25-30 meter.

Ironisnya lagi proyek jembatan anggaran tahun 2014 itu, diduga dikerjakan oleh oknum pejabat penting di ULP bernama Rusman dengan menggunakan mendera perusahaan CV.Asia Membangun. Dan lebih parah lagi proyek jembatan itu telah di CCO (contrak change order) artinya pekerjaan tambah kurang.

“Kami sering lihat pak Rusman yang menggunakan mobil Warnah merah datang mengontrol pekerjaan tukang disini,”aku kepala Dusun Putih Mata Ambo Rappe menjawab koran Deadline News yang tengah melakukan investigasi Jumat (2/1-2015).

Jarak antara kota Pasangkayu dengan Dusun Putih Mata Desa Pakava itu sekitar 25 kilometer. Sekitar 45 kepala keluarga yang mendiami dusun putih mata itu. Mereka rata-rata bertani (bercococok) tanam baik sawah maupun perkebunan kepala Sawit. Makanya jembatan itu sangat dibutuhkan mereka untung mengangkut hasil-hasil perkebunan mereka ke pasar. atau dari kantong produksi ke pembeli. Selama ini mereka hanya memikul dan membonceng menggunakan sepeda motor hasil panen perkebunan kelapa sawitnya keseberang sungai dimana pembeli menimbangnya.

Dan untuk menyeberang harus melalui jembatan kantung yang sudah dimakan usia, sehingga sangat rawan kecelakaan. Bahkan kata Ambo Rappe sudah empat orang korban di jembatan gantung saat memboceng sawitnya menyeberang. Oleh sebab itu keberadaan proyek jembatan menjadi harapan masyarakat Dusun Putih Mata. Namun sayangnya proyek jembatan itu tidak sesuai dengan keinginan masyarakat.

Awalnya masyarakat hanya meminta agar jembatan penyeberang itu semi permanen saja, yang penting sudah dapat dilalui kendaraan roda empat. Tapi pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) Matra memprogramkan lain, sehingga biaya sudah keluarga cukup besar, tapi juga tidak dapat difungsikan. Bahkan proyek jembatan itu Abutmentanya sepertinya asal jadi. Dan menggunakan pasir sungai setempat, sehingga kwalitasnya sangat diragukan.

“Bayangkan saja hanya dipegang campurannya sudah terkelupas dan retak-retak. Masalahnya pasir sungai itu sangat tidak cocok digunakan untuk pengecoran jembatan. Sedangkan pembangunan Masjid kami beli pasir yang lebih baik kwalitasnya. Padahal antara sungai dengan masjid sangat dekat, tapi kami tidak mau menggunakan pasir sungai itu karena mengandung tanah,”ujar Ambo Rappe yang ikut diamini warga lainnya.

Menurut Kadus Putih Mata itu, pihak rekanan dan PU telah mendatanginya meminta tanda tangan sebagai bukti bahwa proyek jembatan itu sudah selesai dan dapat diterima. Namun karena Ia merasa tidak sesuai dengan anggaran dan hasil pekerjaan, maka Ambo Rappe menolak membubuhi tanda tangannya. Begitupula dengan kepala Desanya bernama Jaya. Informasi lain menyebutkan bahwa proyek jembatan itu merupakan usulan mantan anggota DPRD Matra Amran Nuhung sebesar Rp, 450 juta, namun setelah melalui kajian teknis pihak PU, mereka mengurangi anggaran tersebut dengan merubah gambarnya. Akibatnya jembatan tersebut tidak selesai dan tidak dapat difungsikan oleh masyarakat.

Menurut Ambo Rappe anggaran biaya tukang saja, untuk proyek jembatan itu hanya Rp, 45 juta diluar material seperti besi, semen dan batu. Sedangkan pasir hanya menggunakan pasir sungai itu, sehingga anggaran untuk proyek jembatan putih mata itu diperkirakan paling tinggi hanya sekitar Rp, 150 juta-Rp,200 juta saja setelah dipotong pajak. Artinya keuntungan kontraktornya hampir 50 persen dari anggaran. Oleh sebab itu aparat hukum diminta menyelidikinya. Apalagi jika benar dugaan proyek itu dikerjakan oleh oknum pejabat penting di pokja ULP Matra.

Bupati Matra Ir.H.Agus Ambo Djiwa yang ditemui dialun-alun depan kantor Bupati mengatakan memang anggarannya hanya sampai pada batas Abutment saja, makanya tahun 2015 ini dianggarkan lagi untuk kekurangannya. Dan total anggarannya sampai jembatan itu selesai sekitar Rp, 700 juta. “Secara tekhnis kita tidak boleh terlalu terpaku dengan keinginan dan permintaan masyarakat untuk lokasi dan bentuk jembatannya. Tapi yang pasti kami menyahuti kebutuhan masyarkat akan jembatan itu untuk mengakses hasil produksi pertanian mereka,”jelas Agus yang diamini oleh Sekda Kabupaten Matra Drs.H.Muhammad natsir, MM.

Disinggung soal keterlibatan oknum pejabat penting di Pokja ULP Matra terkait pengerjaan proyek jembatan putih mata itu, Bupati menyaksikannya. “wah itu tidak benar, mana bisa pejabat mengerjakan proyek, itu pelanggaran,”tandas Bupati. Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Matra Basri Yunus, ST, MM yang dikonfirmasi via pesan singkat tidak mendapatkan jawaban. Begitu juga ketika dihubungi pertelepon genggamnya 0812420103X. Begitu juga dengan Rusman yang berusaha dikonfirmasi di kantor tidak berada ditempat. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top