Pasca Gempa dan Tsunami Ribuan Warga Pasigala “Eksodus”

foto Irjen Pol.Rudy Supariyadi. foto Bang Doel/deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Pasca gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan kota Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) Jum’at petang (28/9-2018) sekitar pukul 18:15 wita, ribuan warga Kota Palu “eksodusus” ke Makassar, Jakarta dan Kalimantan.

Warga Pasigala yang “Eksodus ini, diperkirakan 12 ribuan. Namun begitu belum ada data yang akurat. Pasalnya warga Pasigala yang mulai “eksodus” sejak hari Minggu hingga Selasa itu diangkut melalui mandara Mutiara Sis Al Jufri Palu dengan pesawat super Puma milik angkatan udara (TNI AU).

Pantauan deadline-news.com sejak Ahad hingga Selasa ribuan warga Pasigala berkumpul di Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu. Ada yang sudah dipelataran terminal dan ada juga yang masih antrian di pintu gerbang bagian Selata bandara Mutiara Sis Aljufri Palu.

Walau tering matahari membarak kulit dan membuat panas ubun-ubun, warga yang hendak eksodus ke kampong asalnya itu tetap bersabar menunggu giliran pemberangkatan.

Senin (1/10-2018), pihak TNI AU sempat menghentikan penerbangan selama 1 hari. Masalahnya terjadi chaos. Warga yang hendak “eksodus” itu tidak sabaran lagi antrian, sehingga memaksa masuk ke pelataran terminal keberangkatan. Untuk menghidari hal-hal buruk, terpaksa TNI AU sebagai pemegang otoritas penerbangan evakuasi warga Pasigala korba Gempa dan tsunami dihentikan.

Namun penghentian penerbangan itu, dicabut kembal pada Selasa pagi (2/10-2018), sehingga warga Pasigala korban gempa dan tsunami meransek masuk ke bandara dengan harapan dapat diterbangkan ke Makassar, Jakarta dan Kalimantan.

Alasan mendasar sehingga ribuan warga Pasigala eksodus itu diantaranya pelayanan kesehatan lebih mudah dan cepat jika di luar Palu. Sebab di Palu sendiri sudah rumah sakit sudah over kapasitas. Bahkan di RSUD Undata sebagian pasien dirawat di halaman dibawah tenda.

Koordinator media dan komunikasi penanganan bencana gempa dan tsunami Pasigala provinsi Sulawesi Tengah Mayor Santoso membenarkan adanya chaos penerbangan evakuasi masyarakat korban bencana alam dahsyat itu ke luar daerah Palu.

“Iya Mas masih tertunda penerbanga sejak Ahad Sore hingga Senin (30/9-2018-1/10-2018), karena terjadi chaos. Masyarakat yang hendak keluar daerah tidak mau diatur dengan tertib, sehingga pihak AURI yang menangani perbangan tersebut mengambil langkah tegas, menghentikan pengangkutan penerbangan warga Pasigala yang keluar dari kota Palu,”jelas Santoso.

Sementara itu Irjen Pol.Rudy Supariyadi yang dimintai keterangannya di Bandara Mutiara Sis Aljufri menegaskan itu bukan eksosdus, tapi hanya pulang kampung. Mereka kan bukan orang Palu, jadi karena trauma dengan gempa dan tsunami, sehingga mereka pulang kampong dulu.

“Coba Tanya apakah mereka orang Palu, bukankan, jadi bukan eksodus namanya. Tapi mudik,”ujar mantan Kapolda Sulteng itu. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top