Mayor Muhlis: Sebagai Pemeluk Islam Saya Tersinggung, Tapi NKRI Lebih Utama

Andi Attas Abdullah (Deadline News/koranpedoman.com)-Donggala-Rapat koordinasi (Rakor) yang dipimpin sekretrasi Daerah Kabupaten Donggala (Sekda) H.Aidil Noor, SH,MH diikuti forum koordinasi pimpinan daerah (Forkompindah) membahas tentang antisipasi imbas Demo 4 November 2016, atas dugaan penistaan Alquran yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.
Rakor yang turut dihadiri Bupati Donggala Drs.H.Kasman Lassa,SH, Waka Polres, Perwakilan Dandim, Perwira Penghubung TNI, Camat, Lurah dan kades se Kabupaten Donggala merekomendasikan agar bupati Kasman Lassa mengeluarkan himbauan bagi masyarakatnya yang ikut dalam Demo membela Alquran tidak terprovokasi dan menghindari tindakan anarkis.
Dalam rakor itu Sekda Donggala Aidil Noor membacakan hasil pertemuan antara presiden RI Joko Widodo bersama tokoh ormas Islam. Ia juga membacakan undangan forum umat Islam Sulteng untuk turut aksi damai. Rakor itu berharapa warga Donggala yang ikut Demo membela Alquran 4 November 2016 menjaga kesatuan, persatuan, kedamain, tidak anarkis, dan menyerahkan kasus penistaan Alquran oleh Ahok pada proses hukum. Serta tidak terprovokasi terhadap oknum-oknum yang tidak bertangungjawab.
Ia juga berharap pada seluruh camat se Kabupaten Donggala agar tetap menjaga keamanan, memberikan pencerahan kepada warganya agar tidak terprovokasi. “Jangan terpancing provokasi jika warga ikut Demo 4 Nov 2016 di Palu,” kata sekda pemkab Donggala Aidil Noor yang diamini seluruh hadirin peserta rakor.
Wakapolres Donggala melalui Kasat Intel Ali Pide menegaskan sampai pukul 16 wita belum ada pemberitahuan soal adanya aksi demo di Banawa Kota Donggala. Namun begitu kita tetap waspada, karena ada beberapa simpatisan Santoso ikut dalam aksi itu. “Kita harus waspada untuk mengantisipasi penyusup, terutama yang perlu diantisipasi massa aksi dara Poso. Karena Mujahidin Indonesia Timur (MIT) juga ikut dalam aksi itu, olehnya harus diwaspadai,”jelas Ali Pide kasat Intel Polres Donggala.
Menurut Ali Pide disela-sela Rapat itu demo 4 November 2016 adalah dampak politik yang berkepentingan, sehingga siksa kita tapi itu wajar-waja saja. Sementara itu yang mewakili Kemenag menegaskan Ke Indonesiaan kita sedang diuji. Ia menyarankan agar bupati perlu tampil di media memberikan himbauan. Dia juga merasa prihatin. “Miris juga melihat kondisi saat ini karena foto ulama-ulama dan masjid kita ditampilkal,”tuturnya dihadapan peserta Rakor.
Abdullah tokoh MUI Donggala mengatakan tidak ada kegiatan demo di Donggala, dan bukan soal 4 November 2016 yang harus diantisipasi. Tapi kegiatan di Manado. Abdullah juga mengomentari soal pembangunan Gereja 2 lantai di Sirenja yang tanpa rekomendasi dari MUI. Tapi hanya berdasarkan IMB 2009. Hadir dalam Rakor itu Lanal, Pasi Intel Kodim Donggala, Kejaksaan.
Perwira penghubung Kodim Donggala Mayor Muhlis menegaskan sebagai pemeluk Islam saya juga tersinggung dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Ahok, tapi saya lebih mementingkan kebersamaan, kedamaian, untuk Negeri yang besar ini. Olehnya hindari jangan sampai ada demo anarkis. Makanya sebelum terjadi segera diantisipasi memang. “Demi agama saya tersinggung tapi demi kepentingan yang lebih besar ya apa boleh buat kita jaga kebersamaan dann NKRI kita. Dan yang perlu diantisipasi simpatisannya.
Muhlis menambahkan pihaknya ada persiapan pasukan dengan peluruh Tajam di Towale jika ada kisru pada Demo 4 Nov 2016. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top