Ini Tiga PPTK dan Seorang PPK Proyek Agribisnis Peternakan di DPKP Buol

 

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Palu-Ternyata
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek agribisnis peternakan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Buol silih berganti sejak tahun 2018.

Berikut nama-nama PPTK dan seorang pejabat pembuat komitmen (PPK).

Pptk proyek agribisnis peternakan pada tahun 2018 Moh Sýarif, S.PT menjabat sampai bulan Juni 2018.

Kemudian diganti oleh drh.Tenri Wari dari Juli sampai bulan Desember 2018. Dan
Setelah itu tepatnya Januari tahun 2019 pptk dijabat oleh Rusmin,S.PT. Sedangkan untuk ppk 2018, dijabat oleh Sumiati, SP yang sekarang diposisi Kepala Bidang Peternakan DPKP Buol.

Proyek agribisnis peternakan itu dari tahun anggaran 2018, 2019 dan 2020 mencapai Rp,37,4 miliyar, terdiri dari pematangan lahan, penanaman pakan ternak, mini ranch, pengadaan sapi dan sejumlah fasilitas pendukung lainnya.

Proyek itu diduga berbau korupsi, sehingga tipikor Polda Sulteng melakukan penyelidikan dan mengembangkannya sampai ke ibu kota Kabupaten Buol.

Semua PPTK dan PPK telah diperiksa penyidik Polda Sulteng, yakni Syarif,S.PT, drh.Tenri Wari, Rusmin,S.PT dan PPK yang juga Kabid Peternakan Sumiati.

Sedangkan kontraktornya yang telah diperiksa masing-masing Hengki Katili dan Jemmy Todar.

Sementara tiga orang rekanan lainnya yakni Zainuddin Rauf yang akrab disapa Om Nuh mengerjakan proyek air besih didalam kawasan mini ranch dengan anggaran kurang lebih Rp, 3 miliyar.

Om Nuh adalah adik Kandung bupati Buol ketika itu Amiruddin Rauf alias dr.Rudi. sekarng ini Zainuddin Rauf wakil ketua DPRD Buol periode 2019-2024 dari Partai Amanat Nasional (PAN).

Saat mengerjakan proyek itu Om Nuh menggunakan bendera PT.Putra Fayad Mandiri Buol.

Kemudian Agus Harimanks alias Agus Liu mengerjakan pedok atau pagar keliling di lokasi mini ranch seluas 114 hektar.

Sedangkan Suhartanto alias (Hong Kacamata) mengerjakan proyek jaringan listrik atau lampu tenaga surya.

Demikian informasi yang dihimpun dari Buol sejak beberapa pekan terakhir ini.

Mantan Bupati Buol dr.Amiruddin Rauf yang akrab disapa dr.Rudi itu yang dikonfirmasi apakah adik kandungnya bernama Zainudsin Rauf benar ikut mengerjakan proyek di lingkungan mini ranch itu?

Jawab dr.Rudi Tolong tanyakan ke PPK atau kadis saya kurang tahu menyangkut tehnis termasuk siapa yg mengerjakan.

Sebelumnya juga telah diberitakan mantan Bupati Buo dr.Rudi mengaku belum pernah dipanggil penyidil tipikor Polda Sulteng terkait dugaan korupsi proyek mini ranch yang sedang diselidiki Tipikor Polda Sulteng.

“Saya belum pernah dipanggil polda berkaitan dengan hal itu. Namun sekedar informasi ketika proyek ini direncanakan kami memanggil semua pihak untuk membicarakannya,”ucap Rudi.

Bahkan kata Rudi ketika pelaksanaan mendapat pendampingan dari pihak kejaksaan. Karena ini proyek strategis daerah.

“Selain itu untuk menjaga kualitas proyek ini melibatkan tim dari perguruan tinggi yang dipimpin Prof Marhawati untuk menyusun perencanaannya,”jelas Rudi.

Ia menerangkan semua program yang dilaksanakan oleh pemda dibahas di DPRD, bahkan mereka ikut mengusulkan kelompok masyarakat penerima bantuan sapi itu.

Kemudian sebelumnya mantan wakil Bupati Buol H.Abdullah alias Boy Batalipu, menjawab konfirmasi deadline-news.com via telepone selulernya Jumat pagi (18/11-2022) lalu, mengatakan pada proyek agribisnis peternakan didalamnya mini ranch dan pengadaan sapi, tak satupun tanda tangan tangannya.

“Karena saya tidak terlibat dalam proyek itu, makanya tak satupun berkas atau dokumen proyek itu yang saya tanda tangani,”ujar politisi partai Golkar Buol itu.

Menurutnya ia hanya bertidak sebagai pengawas, pun demikian soal proses proyek agribisnis peternakan termasuk mini ranch dan pengadaan sapi kami tidak tahu.

“Apa masalahnya sampai dilidik tipikor Polda Sulteng? Kemarin saya dengar informasi tim penyidik tipikor Polda Sulteng melakukan pemeriksaan di Buol,”kata Boy dari balik telepon genggamnya.

Boy mengatakan, tunggu ya, nanti saya cari informasi akurat, apa masalahnya?

Sebelumnya Ketua tim studi yang juga konsultan pengawas proyek agribisnis peternakan termasuk mini ranch, Prof Marhawati Mappa menjawab konfirmasi deadline-news.com Sabtu malam (12/11-2022) menuliskan dengan singkat tidak benar.

“Tidak benar”tulisnya.

Menurutnya mini ranch bukan untuk penggemukan saja, dia didesain sebagai pilot project sekolah lapang peternakan dan rekreasi edukasi, tempat pelatihan peternak, mulai dari pembibitan, penggemukan, penyediaan padang penggembalaan/pastural, lahan HMT, IB, pembuatan pakan, bioenergi, dan pupuk.

Prof Marhati juga mengaku siap memberikan keterangan jika diperiksa pihak penyidik Polda Sulteng.

“Kami sangat siap untuk berpartisipasi, dikonfirmasi, diperiksa, apapun namamya, SIAP, thank,”tulis dosen Untad Palu itu.

Mantan PPTK proyek agribisnis peternakan di DPKP Buol Moh.Syarif, S.PT yang dikonfirmasi mengaku sudah diperiksa oleh penyidik Tipikor Polda Sulteng terkait dugaan korupsi proyek senilai Rp,37,4 miliyar itu.

“Kami telah diperiksa pak,”ujarnya singkat.

Begitupun Hengki Katili mengaku sudah diperiksa bersama Jemmy Todar oleh penyidik Tipikor Polda saat melakukan pengembangan penyelidikan di Buol.

Sebelumnya juga Kabid Peternakan di DPKP Buol Sumiati juga telah diperiksa pe nyidik Tipikor Polda Sulteng. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top