DMI Sulteng Bentuk Empat Banom Optimalkan Pembinaan Umat

 

Nanang (deadline-news.com)-Palu-Pimpinan Wilayah (PW) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Sulawesi Tengah membentuk empat badan otonomi (Banom) untuk mengoptimalkan pembinaan umat, dalam rangka percepatan implementasi visi memakmurkan dan dimakmurkan masjid.

“Iya, empat badan otonomi DMI Sulteng sudah terbentuk, dan pengurusnya segera dilantik oleh Ketua Umum DMI Sulteng Ahmad M Ali,” kata Sekretaris Umum PW DMI Provinsi Sulteng Muchtar Ibnu Masud, di Palu, Selasa.

Empat badan otonomi yang dibentuk DMI Sulteng yaitu Badan Koordinasi Majelis Ta’lim Berbasis Masjid (BKMTBM), Koorps Muballighah, Korps Muballigh, dan Badan Pembina Taman Kanak-kanak Islam (BPTKI).

Muchtar menyebut pelantikan pengurus empat badan otonomi tersebut dirangkaikan dengan seremonial peluncuran pelatihan dai dan imam, yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Insan Cita Indonesia di Desa Kotarindau, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulteng.

“Pelantikan pengurus empat banom tersebut dilakukan bersamaan dengan peluncuran pelatihan imam dan dai pada tanggal 1 September 2.022 di Sigi,” kata Muchtar.

Ia mengatakan empat badan otonomi DMI itu akan berperan sesuai dengan tugas dan fungsinya salah satunya yaitu mengoptimalkan syiar Islam untuk implementasi visi memakrmukan dan dimakmurkan masjid.

“Pembentukan empat badan otonomi ini tidak lepas dari arahan Ketua Umum DMI Sulteng Ahmad M Ali,” ujarnya.

Sementara untuk pembinaan imam dan dai, ujar dia, DMI akan melibatkan Ustad Das’ad Latif untuk memberikan pencerahan kepada calon imam dan dai dari 12 kabupaten dan satu kota se-Sulteng.

Pembinaan imam dan dai, kata dia, merujuk pada program peningkatan kapasitas yang digagas oleh DMI Sulteng, dengan target 800 imam masjid dan dai, agar mereka dapat berperan optimal dalam merawat dan meningkatkan kerukunan umat beragama di daerah ini.

“Pelatihan angkatan pertama sebanyak 80 dai dan imam. Jadi, model pembinaan yang dilakukan yakni menggunakan sistem pendidikan pesantren,” ujarnya.

Dalam pelatihan tersebut, ujar dia, para imam dan dai tersebut, selain mendapatkan materi tentang keislaman, juga dibekali dengan pengetahuan wawasan kebangsaan dan perbandingan mazhab, sehingga mereka nanti lebih dinamis dalam menyikapi perbedaan yang ada.

“Dengan begitu para imam dan dai tersebut nantinya juga bisa berperan menjaga masjid sekaligus menangkal tumbuh dan berkembangnya intoleransi dan radikalisme. ***

Sumber: Biro Kominfo PW DMI Sulteng

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back To Top