Pemkab Matra Fokus Mempercantik Wajah Kota Pasangkayu

foto tugu sawit smart pasangkayu. foto Bang Doel/deadline-news.com
foto Kantor Bupati Matra/ foto Bang Doel/deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Pemerintah Kabupaten Mamuju Utara (Pemkab Matra) tahun 2017 ini fokus mempercantik wajah kota Pasangkayu sebagai Ibu Kota Kabupaten.

Pasalnya selama ini, Pasangkayu sebagai Ibu Kota Kabupaten kesannya blepotan. Dimana jika musim hujan tiba, banjir dimana-mana, dan sampah berserakan dijalan-jalan protokol. Olehnya melalui Dinas Pekerjaan Umum dan perumahan rakyat (PUPR), melakukan penataan kota dengan anggaran kurang lebih 10 miliyar.

Untuk tahun 2017 ini fokus pembangunan penataan kawasan pantai Pasangkayu dengan pembiayaan yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja Negara perubahan (APBNP) kurang lebih Rp, 10 miliyar dari Rp,15 miliyar yang dijanjikan pemerintah pusat.

Selain penataan kawasan pantai Pasangkayu, pemkab Matra juga tengah melakukan pembenahan ruas jalan utama sepanjang kurang lebih 1 kilometer. Pembenahan jalan protocol ini, sebenarnya domain Negara sebab jalan tersebut merupakan jalan negera yang membelah kota Pasangkayu.

Jalan itu merupakan jalur utama yang berada di tengah-tengah kota. Dan saat ini tengah dibangun pembatas jalan yakni dijadikan jalur dua arah. Disepanjang jalan tersebut, juga dibangun pod-pod Bungan ukuran sedang dengan bentuk lingkran bulat, sehingga makin memperindah dan mempercantik wajah kota Pasangkayu.

Bukan itu saja, tapi pembenahan talud dan drainase juga menjadi fokus pemerintah Kabupaten Matra, melalui dinas teknis PUPR dibawa kendali Kepala Dinas Budiyansa, S.T bersama timnya.

Sebelumnya pemkab Matra telah membangun Masjid besar dan Megah di tepi jalan utama kota Pasangkayu. Sehingga terlihat jelas saat memasuki kota Pasangkayu. Dan disamping kiri kanannya telah dibangun jalan lingkar serta taman hijau.

Selain itu tugu Sawit yang bertagline kota SMART pas berdiri tegak didepan kantor Bupati Matra membuat yang melihatnya terpanah. Memang saat memasuki kota Pasangkayu dari arah Palu-Donggala mata kita tertujuh pada tugu Sawit dan Kantor Bupati nan megah dan cantik itu.
Bupati Matra Ir.H.Agus Ambo Djiwa, MP pada periode ke dua pemerintahannya mengaku fokus membenahi dan mempercantik wajah kota Pasangkayu.

Sehingga ada beberapa bangunan monumental yang telah berdiri di dalam kota Pasangkayu diantaranya Masjid yang diberi nama Al-Madania. Kemudian jalan lingkar yang mengitari Masjid itu. Lalu disampingnya terdapat ruang hijau terbuka (RTH).

“Pokoknya dipriode ke 2 ini, kami benar-benar fokus membenahi wajah Ibu Kota Kabupaten Pasangkayu. Karena ini merupakan daya tarik dan image bagi orang yang melihat dan melintas di daerah ini. Namun begitu bukan berarti pembangunan di tempat lain tidak prioritas,”aku Ketua DPD PDIP Sulbar ini. ***

foto proyek penataan pantai pasangkayu. foto Bang Doel/deadline-news.com
foto Bupati Matra Agus Ambo Djiwa meninjau proyek RTH. foto Firmansyah/deadline-news.com

Catatan Untuk Deklarasi Prof Andalan (Cagub Sulsel 2018-2023)

Oleh : Indar Wijaya

 

“Barangsiapa muncul di atas masyarakatnya, dia akan selalu menerima tuntutan dari masyarakatnya-masyarakat yang menaikkannya, atau yang membiarkannya naik…. Pohon tinggi dapat banyak angin? Kalau Tuan segan menerima banyak angin, jangan jadi pohon tinggi”

(Pramoedya Ananta Toer)

Dia bukan pemimpin yang muncul secara ajaib, selama 10 tahun dia sabar menghidupkan daerahnya dengan berbagai capaian yang membanggakan, mendedikasikan hidupnya untuk sebuah kabupaten yang nyaris hilang dari pelafalan kemajuan.

Adalah Professor. Dr.Ir.HM. Nurdin Abdullah pemimpin perpaduan akademisi dan pebisnis itu.

Syahdan, tidak ada yang percaya dengan kemampuan seorang akademisi menjadi pemimpin, karena kutatan teori yang kadang tak menapak pada realitas sosial, perjuangan berat itu yang harus dilewatinya saat dia menapakkan langkah untuk menjadi pemimpin, ditengah kepungan para politisi dan pemimpin lokal yang telah nyaman dalam kuasa di daerahnya.

Seorang yang tenang, tidak terlihat raut kuasa yang berlebih di wajahnya, pengalaman ini bisa kita liat saat perjumpaan langsung. Namun kita bisa merasakan, bahwa orang ini penuh gairah akan kebaikan dan kesungguhan untuk menciptakan perubahan bagi orang-orang disekitarnya.

Bahwa dia juga adalah seorang pengusaha sukses, menjadi satu hal yang dapat menjadi rujukan bagi kita, bahwa kombinasi pengalaman ini menjadikannya punya cita rasa kepemimpinan, dia tau bagaimana menggabungkan antara menjadi seorang teoritisi dan praktisi antara akademisi dan bisnis, hingga diapun melaju jauh, meninggalkan ketertinggalan yang menyelimuti wilayah kuasanya.

Kami menjadi penyaksi atas keberhasilannya, di tahun 2008-2009, ketika itu pertarungan perebutan kekuasaan di Bantaeng baru akan dimulai, beliau adalah salah satu kontestan yang akan maju, kami tahu betul bagaimana kondisi daerah saat itu, kami menelusur pelosok-pelosok untuk “menghabisi” buta aksara dan mengembangkan semangat keberaksaraan di daerah itu.

Suasana politik sedang panas, kabarnya anak-anak KKN dari universitas kami, harus meninggalkan kabupaten, karena tidak diterima, mereka dianggap perpanjangan tangan, untuk membantu prof menduduki tampuk kuasa, begitulah, kampus pun terbawa-bawa oleh politik yang belum kami mengerti.

Namun sukurnya kami diterima, orang-orang di kampung menyambut kami dengan penuh keramahan, mereka tidak ingin membawa rebut-ribut politik dengan urusan kami yang sedang berusaha membantu peningkatan pencapaian angka buta aksara di Sulawesi Selatan, karena bantaeng menjadi salah satu daerah yang angka buta aksaranya cukup tinggi.

Kemiskinan dan keterbelakangan, itulah wajah yang kami saksikan dipelosok desa tempat kami berkegiatan, akses air yang sulit, pekerjaan yang terbatas, wilayah yang cukup gersang, hanya dimusim hujan kita bisa menyaksikan daerah itu subur, mereka bertahan dengan dalam kegetiran, hal itu bisa kita dapatkan ketika duduk2 dan berdiskusi dengan warga sekitar.

Ketika akhir pekan biasanya kita akan terpikir untuk ke tempat wisata, atau daerah yang menarik untuk dikunjungi, namun saat itu, sulit kita menemukan tempat wisata yang menarik, bantaeng memamng bukan sebuah kota destinasi, itulah kesan yang akan kita dapatkan, mungkin benar kata orang, hanya daerah persinggahan yang hampir kehilangan harapan.

Tempat nongkrong untuk menikmati kota tepi pantai inipun hampir tak bisa kita temukan saat itu, hanya lapak-lapak yang tak tertata, dengan kondisi yang seadanya, tak ada yang membuat kita akan betah dan lama-lama untuk menikmati semilir dan aroma pantai yang dianugrahkan untuk kota ini.

Saat sebelum pemilihan, kami meninggalkan Bantaeng, namun kami dengar prof berhasil memenangkan pergantian kekuasaan. Disitulah cerita baik tentang kabupaten ini mulai tersebar, cerita tentang seorang pemimpin yang gigih dan ngotot untuk menciptakan perbaikan.

Cerita terus bersambut, dari siapapun yang menyempatkan diri berkunjung ke kota ini, ada kebahagiaan ketika mengunjunginya, ada kekaguman, ada rasa haru, menyaksikan perubahan yang terus bergeliat, memunculkan wajah kota tepi tantai yang indah.

Suatu waktu kami mendapatkan kesempatan untuk melakukan riset di daerah ini, mengukur indeks kepuasan masyarakat, bersama salah satu lembaga survey milik dekan fakultas ilmu sosail politik universitas Bosowa. Dan angka itu mengagunkan, 93 % masyarakat merasa puas dengan kinerja dan pengabdian pak prof memimpin daerah ini.

Tentu kita semua akan memdangnya berbeda, siapapun boleh berpendapat tentang capaian tersebut, namun bagi kami, yang mungkin dengan penuh keterbatasa melakukan penilaian, bahwa beliau telah melakukan locatan besar bagi kemajuan daerahnya.

Dan hari ini, kami berbahagia, beliau telah mendeklarasikan diri sebagai calon pemimpin Sulawesi Selatan, dan kami pastikan akan membantu beliau dengan semampu kami, dengan penuh keikhlasan, karena kami percaya bahwa memilih pemimpin yang tepat adalah harapan untuk perubahan. (KARENA ANAK MUDA HARUS PEDULI DENGAN URUSAN POLITIK). ***

 

 

Pasang Cagub Prof NA – SS Minta Tim Relawan Sabar Menghadapi Bully

foto pasangan Cagub dan Cawagub Sulsel 2018 -2023 Prof HM Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman/ foto Bang Doel/deadline-news.com
foto bersama Cagub Sulsel 2018 Prof Andalan. foto Kr.Baso/deadline-news.com
foto Rustam Rewa bersama Cagub Sulsel 2018 Prof Andalan. foto Bang Doel/deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Makassarsulsel-Dalam Orasi Politiknya, dihadapan sekitar 300 ribu Massa pendukungnya, yang sengaja datang dari berbagai daerah di 24 Kabupate Se Sulawesi Selatan, bahkan dari beberapa Provinsi, pasangan calon Gubernur Provinsu Sulsel 2018 – 2023 Professor Dr.Ir.HM Nurdin Abdullah, M.Agr – Andi Sudirman Sulaiman (Prof NA – SS) meminta para tim relawan dan pendukungnya untuk bersabar menghadapi bully di sosial media.

“Walaupun di Sosial media kita dibully habis-habisan, namun saya minta kepada kita sekalian untuk bersabar menghadapinya. Jangan kita ikut membalas buli itu, tapi mari bekerja untuk menggolkan pertarungan ini,”demikian ditegaskan pasangan Cagub dan Cawagub Sulsel Prof .Dr.Ir.HM Nurdin Abdullah, M.Agr – Andi Sudirman Sulaiman saat deklarasi sekaligus menerima penyerahan surat rekomendasi dari 4 partai Politik di lapangan Karibosi Makassar Ahad (22/10-2017).

Adalah PDIP, PAN, Gerindra dan PKS berkoalisi mengusung pasangan Cagub – Cawagub dengan tagline Prof Andalan berkarya Nyata, Cerdas dan Bersih untuk Sulsel yang lebih baik.

Ketua DPD Partai Gerindra Sulsel Andi Idris Mangga Barani (IMB) dalam orasi politiknya menegsakan setelah melalui proses panjang dan alot, akhirnya Partai Gerindra menjatuhkan pilihan pada pasangan Prof. Muhammad Nurdin Abdullah – Andi Sudirman Sulaiman (NA-SS) untuk diusung pada Pilgub Sulsel 2018 – 2023.

“Oleh karena itu mari kita satukan tekad, hati, fikiran untuk bersama-sama mendukung dan memenangkan pasangan Prof Andalan kita pada Pilgub 2018 – 2023 di Sulsel ini. Mengapa Gerindra menjatuhkan pilihannya untuk mengusung pasangan Prof NA – SS? Karena kita merasa bahwa mereka berdua mampu membawa Sulsel yang sudah maju lebih maju lagi dan jaya,”tandas Indris sembari mendapat aplaus dan gemuruh pekikan dari massa yang hadir “hidup Prof Andalan, Jayalah Suslselku.

Hal senada juga ditegaskan Ketua DPW PKS Sulsel Mallarangeng Dg Tutu, sembari mengatakan “Mariki A’bulo Sibatang, Manyu Siparappe, untuk Sulsel yang lebih baik dalam karya Nyata, bersih dan cerdas. ***

 

Ketua DPD Gerindra Sulsel bersama jajarannya saat berorasi politik di hadapan Massa pendung Prof NA -SS pada deklarasi pasangan dan pengusung partai politik. foto Bang Doel/deadline-news.com
foto ketua DPW PKS Sulsel Mallarangeng Dg Tutu. foto Bang Doel/deadline-news.com

Mahfudz Mahdang Terancam Dipecat

“Pimpinan Untad Siap Digugat”

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Palusulteng-Korps Pimpinan Universitas Tadulako (Untad) menggelar rapat koordinasi (Rakor) untuk menyikapi dinamika yang terjadi. Rapat yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof Dr Sutarman Yododan dihadiri oleh sembilan dekan serta para wakil dekan fakultas, di Ruang Rapat, Lantai IV Rektorat, pada Senin (9/10-2017). Demikian realis Humas Untad Taqiudin yang dikirim ke Whatsapp redaksi deadline-news.com Selasa (10/-2017)

Menurut Taqiudin dalam rapat Korps Pimpinan itu, ada tiga kesimpulan yang dihasilkan, yaitu rencana pengaktifan kembali beberapa mahasiswa, gugatan mantan Ketua Himasos Muh Fakhrur Razy akan dihadapi oleh pihak universitas, dan klarifikasi pimpinan FKIP terhadap Mahfudz Mahdang.

Taqiudin menuliskan dalam realisnya, terkait Pengaktifan Beberapa Mahasiswa yang Statusnya Dinonaktifkan, rencana itu akan segera dilakukan. Hal itu karena beberapa mahasiswa telah berkomunikasi dengan pimpinan di fakultas masing-masing agar status mereka dapat diaktifkan. Para mahasiswa itu telah menyadari kekeliruan yang mereka lakukan dan menyampaikan permohonan maaf kepada pimpinan di fakultas masing-masing.

Ia mengatakan dalam rapat itu, berkembang saran dari Korps Pimpinan Untad agar permohonan maaf itu disampaikan secara tertulis agar kejadian yang menimpa Dekan FKIP tidak terulang yang dilakukan oleh Mahfudz Mahadang yang terkesan tidak menghargai niat baik orang tuanya, dalam hal ini Dekan FKIP dengan cara mengumbar pernyataan-pernaytaan di media sosial yang bertentangan dengan Surat Pernyataan yang ditandatangani di atas materai 6000.

Kata Taqiudin, terkait dengan gugatan Muhammad Fakhrur Razy di Pengadilan Negeri Palu, Korps Pimpinan Untad mulai dari tingkat rektorat sampai fakultas siap menghadapi gugatan-gugatan yang dilayangkan oleh Muhammad Fakhrur Razy.

Taqiudin menjelaskan bahwa mantan Ketua BEM FKIP, Mahfudz Mahdang juga akan dimintai klarifikasi oleh Pimpinan FKIP terkait pernyataannya yang di-posting dalam akun facebook-nya. Pernyataan itu, tidak sesuai dengan Surat Pernyataan yang ditandatangani oleh Mahfudz Mahdang di atas materai 6000 di hadapan Dekan FKIP pada 5 Oktober 2017 yang menyatakan menyesali perbuatan dan tidak akan mengulanginya lagi.

“Namun, berselang tiga hari kemudian, Mahfudz Mahdang dalam akun facebook-nya memposting pernyataan yang bertolak belakang dengan Surat Pernyataan. Hal itu tentu saja mempermalukan Dekan FKIP karena Mahfudz Mahdang tidak menghargai niat baik Dekan FKIP yang bermaksud memfasilitasi agar yang bersangkutan bisa aktif kembali dalam proses akademik untuk secepatnya merampungkan studinya,”tulis humas Untad itu.

Taqiudin mengatakan dengan adanya pernyataannya yang mendiskreditkan Dekan FKIP, maka rapat Korps Pimpinan tadi menyimpulkan bahwa Mahfudz Mahdang harus dimintai klarifikasi secara lisan dan tertulis terkait dengan pernyataannya di media sosial. Mahfudz Mahdang akan dipanggil oleh Pimpinan FKIP dalam maksimal tiga panggilan.

“Jika Mahfudz Mahdang tidak bersedia menemui Pimpinan FKIP atau tetap bersikukuh dengan pernyataannya di media sosial dan tidak mengakui telah menandatangani Surat Pernyataan, Korps Pimpinan Untad telah menyimpulkan bahwa yang bersangkutan akan segera diberhentikan secara permanen dari statusnya sebagai mahasiswa di Universitas Tadulako. Atas hal itu, pimpinan Universitas Tadulako siap menghadapi gugatan-gugatan yang mungkin akan dilakukan oleh yang bersangkutan bersama pengacaranya,”tegas taqiudin dalam relisnya. ***

foto suasana rapat para pimpinan civitas akademikan Untad terkait dua mahasiswa yang mereka anggap bermasalah. foto Ist Humas Untad/deadline-news.com

Tentang Kesetaraan Gender, Bupati Sebut Masih Terpengaruh Kultur

foto peserta pug serius mendengarkan sambutan Bupati Mamuju Habsi Wahid. foto Hms Pemkab Mamuju/deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Mamujusulbar-Menanggapi isu tentang Kesejahteraan Gender, Pemerintah Kabupaten Mamuju provinsi Sulawesi Barat terus melakukan kegiatan terkait hal tersebut. Melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Mamuju pada rabu (04/10-2017) menggelar acara Fasilitasi Pembentukan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG).

Pada acara tersebut, Bupati Mamuju, H. Habsi Wahid mengatakan Pemerintah Kabupaten Mamuju sementara dalam proses follow up mengenai masalah kesetaraan gender.

Menurutnya di Daerah yang ia pimpin ini belum bisa melaksanakan sepenuhnya, karena persolan kultur masih sangat berpengaruh.

“Kultur ini sangat mempengaruhi, seperti misalnya masih ada anggapan-anggapan kaum wanita ini, mengurus rumah tangga saja. Sehingga lupa sesungguhnya ada peran yang dilakukan oleh perempuan itu merasa termarginalkan oleh karena persoalan terlalu kentalnya masalah kultur,” terang Bupati Habsi.

Lebih lanjut, Habsi Wahid mengungkapkan dalam pengertian kesetaraan gender, di Mamuju sudah mulai ada kesetaraan itu, hal ini terlihat dengan adanya keterwakilan perempuan yang menjadi Kepala atau Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), meskipun sudah terwakili, ia mengakui secara presentase tidak akan bisa berimbang.

“Tetapi yang mau kita perbaiki adalah dalam proses pembangunan ini semua ada peran didalam, ada peran wanita juga didalam,”ujar Habsi Wahid.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, M. Ali Rachman, terkait acara pengarusutamaan gender menyampaikan kegiatan tersebut merupakan langkah awal Pemerintah dalam terselenggaranya kelembagaan PUG melalui fasilitasi pembentukan kelompok kerja.

“Dalam perencanaan PUG ini,kita melibatkan bagian perencanaan setiap OPD sehingga perencanaan PUG ini dianggarkan disetiap OPD masing-masing” sebut Kadis Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Ia juga berharap, kedepannya Pemerintah Kabupaten Mamuju mampu meraih penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya yang merupakan penghargaan bagi para pimpinan Kementrian/Lembaga/Pemerintah Daerah yang berkomitmen dalam mewujudkan kesetaraan gender. (Hasran- HMS Pemkab Mamuju).***

 

 

 

 

Bupati Kayuh Becak Hias Ramaikan HUT TNI Ke-72

 

Bang Doel (deadline-news.com)-Mamujusulbar-Pemandangan berbeda terlihat jelas dalam acara pawai becak hias memperingati Hari ulang tahun TNI ke-72 yang digelar di anjungan pantai Manakarra Kabhpaten Mamuju Provinsi Sulbar Rabu,(04/10), dimana pada moment tersebut Bupati Mamuju H. Habsi Wahid dengan penuh semangat mengayuh becak hias yang modelnya menyerupai model tank hasil karya dinas pendidikan pemuda dan olah raga.

foto puluhan becak hias di hut TNI ke 72 tahun di Mamuju/foto Hms Pemkab Mamuju/deadline-news.com
foto Dandim Mamuju Letkol Inf M Imran bersama Bupati Mamuju Habsi Wahid. foto Hms Pemkab Mamuju/deadline-news.com
foto ketua panitia pelaksana Hut TNI ke 72 di Mamuju/foto Hms pemkab Mamuju/deadline-news.com

Bukan hanya Bupati Habsi, tapi sejumlah kepala OPD turut pula melakukan kegiatan yang tidak biasa tersebut dengan mengelilingi sejumlah ruas jalan di sekitar tempat kegiatan. Tercatat sekitar 40 becak hias yang disiapkan oleh masing-masing OPD lingkup pemkab Mamuju meramaikan kegiatan tersebut.

Selain dalam rangka memeriahkan HUT TNI kegiatan ini juga sebagai salah satu cara kita mempromosikan daerah melalui kegiatan-kegiatan unik yang dapat menarik animo masyarakat, selain itu juga dapat memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat” kata Bupati disela kegiatan tersebut.

Ketua panitia pelaksana H.Bahrun Rasyid mengungkapkan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus digalakkan, mengingat dengan kegiatan tersebut tentu akan dapat secara langsung membantu ekonomi masyarakat. (HMS.Lisa Sari Dewi.H). ***

Bupati dan Kapolres Mamuju Bangun Sinergi Lewat MOU

foto salam komando Kapolres, Kapolda Sulbar dan Bupati Mamuju usai penandatangan mou. foto Hms Pemkab Mamuju/deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Mamujusulbar-Pemerintah Daerah Kabupaten Mamuju terus berupaya membangun sinergi dengan jajaran Polres Metro Mamuju.

Salah satu upaya Pemkab Mamuju itu melalui kerjasama yang ditandai dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) antara Bupati Mamuju H.Habsi Wahid dan Kapolres Metro Mamuju AKBP Mohammad Rivai Arvan di ruang kerja Bupati Selasa (3/10-2017 ) yang disaksikan oleh Kapolda Sulbar Brigjen Pol.H.Baharuddin Djafar.

Dalam MOU tersebut dijelaskan tentang kerjasama antara Pemkab Mamuju dengan Polres Metro dalam hal penyiapan generasi muda yang akan mengabdikan diri sebagai calon anggota polisi.

“Saat ini telah dibangun sekolah polisi (SPN) di Makatta, kalau SPN nya sudah ada dan calonnya juga siap berarti kita nantinya akan siap bersaing dengan daerah lain ditingkat nasional dalam hal penyaringan calon anggota polisi,” tandas Kapolda Sulbar H.Baharuddin Djafar.

Usai melakukan penandatanganan MOU tersebut, Kapolda bersama Bupati Mamuju serta Kapolres Metro Mamuju langsung melakukan peninjauan sejumlah sarana, diantaranya rumah sakit Bhayangkara yang berlokasi di sekitar kompleks BTN Grahanusa, serta ke lokasi pembangunan markas Brimob Sulbar yang berlokasi di kecamatan Simboro Mamuju.(HMS Pemkab Mamuju). ***

 

Warga Kurang Mampu Akhirnya Bisa Pasang Instalasi PDAM Gratis

Ammank (deadline-news.com)-Mamujusulbar-Masyarakat kurang mampu di kabupaten Mamuju provinsi Sulbar akhirnya bisa menikmati layanan air bersihgratis. Pasalnya, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra mulai sejak tahun 2013 telah membuka pendaftaran dan pemasangan instalasi secara gratis. Demikian dikatakan Direktur Utama perusahaan daerah air minum Kabupaten Mamuju menjawab deadline-news.com baru-baru ini.

Proyek bertitel Sambungan Rumah untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (SRMBR) ini merupakan inisiatif sendiri oleh Dirut. PDAM Mamuju, Muh. Nur, SE. Terobosan tersebut di lakukan dengan tekatnya memberanikan diri tanpa melakukan tender (Di-Proyekan), dengan mengunakan bantuan dana pemerintah baik itu dari anggaran APBN maupun APBD.

Yang seharusnya dianggarkan menggunakan dana bantuan pemerintah karena memang sudah terkaper dalam program pemerintah. Akan tetapi Muh. Nur, merasa prihati terhadap masyarakat Mamuju yang dinyatak kurang mampu, maka tekatnya berjalan di atas kaki sendiri demi untuk melakukan pemerataan dan kemaslahatan warga yang tidak mampu di wilayah kota Mamuju dan sekitarnya.

Kata Nur pemasangan instilasi gratis ini pada tahap pertama, sudah sebanyak 1000 sambungan kerumah – rumah warga yang ada di kota Mamuju khusunya kecamatan Papalang dan kecamatan Kalukku. Di targetkan tahun 2018 mencapai 3000 sambungan. Pemasangan instilasi tersebut, hanya warga yang rumahnya dekat jaringan pipa PDAM.

“Pendaftaran terbuka yang sejak tahun lalu hingga tahun 2017 ini masih sedang berlangsung,” kata Direktur PDAM Kab.Mamuju baru – baru ini saat di temui di kantornya.

Dan sesuai nama, program ini hanya diperuntukkan bagi warga berpenghasilan rendah. Di antara indikasinya adalah rumah warga bersangkutan hanya teraliri listrik berdaya 900 watt atau di bawahnya.

Menurut Muh.Nur untuk membantu masyarakat memperoleh layanan fasilitas air bersih yang sehat dari PDAM. Hal ini karena masih banyak warga di sekitaran kota Mamuju di anggap kesulitan mendapatkan penyediaan air bersih saat musim kemarau. Selain itu ada juga warga yang air sumurnya kurang baik, karena banyak kandungan kapur sehingga warnanya keruh dan tidak layak konsumsi.

Dirut PDAM Mamuju ini mengatakan, penyambungan gratis ini,warga hanya akan dikenakkan biaya administrasi penyambungan sebesar Rp. 50.000 saja, dan itu biaya administrasi materai, map dan untuk biaya konsumsi bagi anggota yang memasang instilasi penyambungan di lokasi.

“Kami akan berupaya semaksimal mungkin melakuakn penambahan jaringan untuk pemukiman yang jaraknya sekitar 500 meter, hingga 1 kilomer dari jaringan, tapi dari pihak PDAM tidak menanggung semuanya bahan seperti pipa,”katanya. ***

foto Dirut PDAM MAMUJU Muh.Nur, SE. foto Ammank/deadline-news.com

Tangis Bahagia Sambut Kedatanagn Jemaah Haji Mamuju

foto Bupati mamuju Habsi sedang memberikan sambutan. foto Hms Pemkab Mamuju/deadline-news.com
foto ketua panitia jemaah haji H. Mahyuddin Abdullah. foto Humas Mamuju/deadline-news.com
foto seorang jemaah haji memeluk istrinya disertai tangis haru. foto Hms Mamuju/deadline-news.com

Dian Hardianti Lestari (deadline-news.com)-Mamujusulbar-Sejak pukul 09.00 hingga 14.00 jamaah haji asal Kabupaten Mamuju berangsur tiba di Bandara Tampa Padang, Kalukku, Sabtu (30/9-2017).

Tangis bahagia sambut kedatangan jemaah haji, disertai pelukan hangat dari keluarga yang telah menanti. Momen itu menjadi sisi dramatis kedatangan jemaah haji setiap tahunnya.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mamuju, H. Misbahuddin menyampaikan, jemaah haji mamuju tiba melalui kelompok terbang (kloter) 12, 1 orang, kloter 18, 1 orang, kloter 26 sebangak 260 orang.

Namun, dari laporan Misbahuddin, masih ada seorang jemaah yang tinggal di Madinah karena sakit dan kini masih dalam perawatan di Rumah Sakit Madinah. Di tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Mamuju telah menyediakan anggaran pemberangkatan dan pemulangan jemaah haji dari Mamuju sampai ke Embarkasi Makassar menggunakan pesawat terbang.

Ketua rombongan jemaah mamuju H. Mahyuddin Abdullah merasa bersyukur atas kebijakan tersebut. Ia mengaku sangat merasakan manfaatnya.

“Kami bersyukur karena pemerintah punya kebijakan yang sangat luar biasa dengan membiayai pemberangkatan dan pemulangan. Ini sangat membantu Jemaah,” sebut Mahyuddin.

Dihadapan jemaah haji, Bupati Mamuju, Drs. H. Hasb

foto jemaah haji disambut kembira oleh para kerabatnya. foto Hms Mamuju/deadline-news.com

i Wahid, MM berpesan bahwa nilai-nilai Haji yang mabrur ialah bukan saat menjalankan ibadah di tanah suci melainkan saat sudah kembali ke daerah asal, yaitu menjadi contoh dan tauladan ditengah masyarakat dan keluarga.

“semoga kita semua menjadi haji yang mabrur. Dan saya berharap bapak dan ibu agar dapat berbagi informasi dan pengalaman selama menjalankan ibadah di tanah suci agar orang-orang disekitar kita juga terpanggil untuk ikut beribadah di masa mendatang,” pesan Habsi. (Hms Pemda Mamuju).***

Singkronisasi Program Prioritas, Bupati Rakor Bersama Para Kades Se Matra

 

foto suasana rakor Bupati Pasangkayu Mamuju Utara Provinsi Sulbar Ir.H.Agus Ambo Djiwa, MP bersama Wakil Bupati HM Saal, para Camat dan para Kades se Matra. foto Ist/deadline-news.com

Bang Doel (deadline-news.com)-Pasangkayusulbar- Dalam rangkan singkronisasi visi dan missi programa prioritas pemerintah daerah Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Bupati Ir.H.Agus Ambo Djiwa, MP rapat koordinasi (Rakor) bersama para Kepala Desa se Kabupaten Matra Selasa (19/9-2017), di ruangan pola Kantor Bupati Matra.

 

Bupati Matra Agus Ambo Djiwa dihadapan para Kades menegaskan bahwa tujuan Rakor ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan dana desa tahun anggaran 2017. Selanjutnya Prensentase anggaran dana desa tahun 2018 mendatang.

 

“Penggunaan dana desa, harus betul-betul tepat sasaran dengan memperhatikan program prioritas nasional. Dan juga memperhatikan visi misi (Pemerintah daerah) bupati dan wakil bupati melalui program prioritas daerah,”tegas Bupati Matra Agus Ambo Djiwa saat memimpin rakor yang didampingi Wabup HM.Saal.

 

Menurut bupati Agus dalam penggunaan dana desa yang paling utama adalah perencanaan yang baik. Dimana perencanaan ini harus melibatkan semua komponen desa, baik badan perwakilan desa (BPD) maupun masyarakat secara umum sesuai dengan peraturan yang berlaku.

 

Bupati Agus menekankan kepada para kepala desa harus taat pada Perencanaan, pengelolaan, pengawasan dan pelaporan (4P). Anggaran desa harus berbasis padat karya dengan pendekatan money polo program.

 

“Kepala desa harus semaksimal mungkin melibatkan BPD dalam penyusunan perencanaan pada APBD Desa,”saran Bupati Agus.

Hadir dalam rakor yang dipimpin Bupati Agus tersebut yakni Wakil Bupati Drs.HM.Saal, para Asisten, Staf Khusus, Kepala Bappeda Firman, SP, MP, Kepala Pemberdayaan masyarakat desa (PMD), Para camat dan Kades se kabupaten Matra. Rakor yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari. ***

foto Bupati Agus Ambo Djiwa serius berikan pengarahan ke para Kades saat rakoor Selasa (19/9-2017). Jepretan Ist/deadline-news.com